Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, melakukan penanganan gangguan reproduksi pada ternak sapi di wilayah perbatasan, yaitu di Kecamatan Biawu dan Tolinggula.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan Disnakkeswan Gorontalo Utara, Drh Lely Umi Wakhidah, di Gorontalo, Selasa, mengatakan, pihaknya mendapat dukungan tenaga ahli reproduksi dari Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya dan Balai Besar Veteriner (BBVET) Maros, untuk penanggulangan gangguan reproduksi (gangrep) di dua kecamatan di wilayah perbatasan bagian barat itu.

Tiga desa di masing-masing kecamatan, menjadi lokasi tempat pengobatan gangguan reproduksi pada ternak sapi.

Ia mengatakan, rata-rata gangguan reproduksi disebabkan sistem pemeliharaan ternak sapi yang masih dilakukan secara tradisional.

Maka pihaknya terus mengidentifikasi ternak sapi yang mengalami kasus gangguan reproduksi atau bindela dan langsung melakukan pengobatan.

Pada kunjungan di dua kecamatan itu, kasus gangguan reproduksi yang ditemukan, langsung ditangani melalui pengobatan oleh pihak BBVET Maros.

Kegiatan itu, kata Lely, tidak sekadar menjadi upaya optimalisasi reproduksi ternak sapi, namun para petugas lapangan mendapatkan tambahan pengetahuan tentang cara penanganan gangguan reproduksi pada ternak sapi di daerah itu.

Harapannya, populasi ternak sapi akan terus meningkat dari angka saat ini yang baru mencapai 29 ribu ekor tersebar di 11 kecamatan, hingga targetnya mencapai 100 ribu ekor.

Peternak pun diminta proaktif melaporkan kondisi ternaknya, apalagi jika menemukan kasus gangguan reproduksi.

Mereka juga diedukasi tentang penanganan pemeliharaan ternak sistem kandangan yang mampu meningkatkan produksi ternak secara signifikan, termasuk mengidentifikasi gangguan reproduksi pada ternak sapi betina sejak dini.
 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018