Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Pengembangan pelabuhan Anggrek sebagai pelabuhan laut terbesar di Gorontalo, akan masuk rencana pemerintah pusat dalam Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Pelabuhan Angrek dan Pelabuhan Bau-Bau menjadi dua pelabuhan di Indonesia yang rencananya akan dibangun melalui dana investasi swasta/BUMN.

"Pak Sekjen tadi menjelaskan bahwa pengembangan Pelabuhan Anggrek ini akan dibangun dengan skema KPBU yang sudah disetujui oleh Bappenas dan Kementrian Keuangan. Ini perencanaannya sedang disiapkan tahun ini," kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan RI (Sekjen Kemenhub) Joko Sasono, di Jakarta, Senin.

Rencana pengembangan tersebut sejalan dengan keinginan gubernur untuk merevitalisasi Pelabuhan Anggrek.

Sebagai pelabuhan andalan untuk kegiatan ekspor impor, fasilitas Pelabuhan Anggrek diharapkan dapat bertambah.

"Kami berharap dermaga lama yang dibangun tahun 1995 dengan ukuran 150 kali 12 meter dapat diperkuat. Daya dukung kita masih 1.500 DWT sementara kapal yang sandar saat ini mencapai 18.000 ? 20.000 DWT," jelasnya.

Selain pelabuhan Anggrek, Pemprov Gorontalo juga berupaya untuk mengalihkan status Bandara Djalaluddin menjadi Bandara internasional.

Alasannya selain untuk mendorong pariwisata lokal, juga untuk mendukung terwujudnya embarkasi haji penuh di Gorontalo.

Terkait dengan Bandara Perintis Pohuwato, Gubernur berharap Kemenhub tetap melanjutkan dukungan pendanaan khususnya menyangkut landasan pacu.

Ia berharap Bandara Pohuwato bisa segera beroperasi, sambil menunggu pengalihan status sebagian lahan yang masuk kawasan hutan lindung dari Kementrian Lingkungan Hidup.

"Pemprov Gorontalo sudah menganggarkan 30 miliar rupiah untuk akses jalan menuju bandara. Dari Kemenhub tahun ini menganggarkan 22 Milyar Rupiah untuk pekerjaan landasan pacu," tambahnya.
 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018