Jakarta, (Antara News) - Pesenam putri Indonesia Nabila Evandestiera berpendapat bahwa Indonesia membutuhkan pelatih asing pada kategori senam ritmik.
Ia mencontohkan negara-negara seperti Thailand, Malaysia, dan Uzbekistan yang telah menggunakan jasa pelatih asing dalam senam ritmik.
"Senam ritmik itu kan identik dengan balet. Mereka pun memiliki pelatih balet sendiri, pelatih senam sendiri dan sementara kita terbatas pada sumber daya pelatih tetapi kita akuin hanya Indonesia yang memilik pelatih lokal sendiri yang membawa ke Asian Games," kata Nabila usai bertanding pada final individual senam ritmik di JIExpo Hall D, Kemayoran, Jakarta,
Nabila bersama pesenam lainnya Wahyu Putri tampil pada final tersebut, namun keduanya gagal menyumbangkan medali.
Dalam pertandingan itu, Nabila berada di posisi ke-15 dengan skor 46,500 sedangkan Putri pada posisi ke-16 dengan skor 44,700 dari empat alat yang dipertandingkan masing-masing hoop (simpai), ball (bola), clubs (gada), dan ribbon (pita).
Namun, keduanya merasa puas karena telah berhasil masuk final kategori individual tersebut. Selain itu, pada ajang Asian Games 2018 itu keduanya juga ingin memperbaiki peringkat dari kejuraan yang telah diikuti sebelumnya, yaitu Asian Championships 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Contohnya Thailand memakai pelatih Bulgaria, Malaysia pakai pelatih Ukraina, Uzbekistan pakai pelatih Rusia dan saya bersyukur Alhamdulillah bisa menembus ke Asian Games bersama pelatih lokal sendiri," ungkap Nabila.
Lebih lanjut, Nabila juga mengungkapkan bahwa untuk mengukur kemampuan dirinya maupun Putri maka diperlukan "try out" ke luar negeri dan setelah itu menjalani uji tanding.
"Karena kita tidak bisa juga terus latihan saja melainkan untuk terus mengukur kemampuan kita. Jadi, kalau menurut saya itu kita perlu "try out" ke luar negeri setahun mencapai lima sampai empat kali bertanding ke luar. Berharap sih dari Indonesia dan PB Persani juga mengusahakan untuk memberikan kita "try out" empat sampai lima kali ke luar," ucap pesenam kelahiran 7 Desember 1994 itu.
Sebelumnya, manajer tim nasional senam Indonesia Dian Arifin juga mengatakan bahwa senam ritmik Indonesia membutuhkan pelatih asing agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
"Soalnya saya lihat semua sudah pakai pelatih asing, Thailand dan Malaysia. Saya lihat sih sudah harus pakai pelatih dari negara-negara Eropa," ungkap Dian.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Ia mencontohkan negara-negara seperti Thailand, Malaysia, dan Uzbekistan yang telah menggunakan jasa pelatih asing dalam senam ritmik.
"Senam ritmik itu kan identik dengan balet. Mereka pun memiliki pelatih balet sendiri, pelatih senam sendiri dan sementara kita terbatas pada sumber daya pelatih tetapi kita akuin hanya Indonesia yang memilik pelatih lokal sendiri yang membawa ke Asian Games," kata Nabila usai bertanding pada final individual senam ritmik di JIExpo Hall D, Kemayoran, Jakarta,
Nabila bersama pesenam lainnya Wahyu Putri tampil pada final tersebut, namun keduanya gagal menyumbangkan medali.
Dalam pertandingan itu, Nabila berada di posisi ke-15 dengan skor 46,500 sedangkan Putri pada posisi ke-16 dengan skor 44,700 dari empat alat yang dipertandingkan masing-masing hoop (simpai), ball (bola), clubs (gada), dan ribbon (pita).
Namun, keduanya merasa puas karena telah berhasil masuk final kategori individual tersebut. Selain itu, pada ajang Asian Games 2018 itu keduanya juga ingin memperbaiki peringkat dari kejuraan yang telah diikuti sebelumnya, yaitu Asian Championships 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Contohnya Thailand memakai pelatih Bulgaria, Malaysia pakai pelatih Ukraina, Uzbekistan pakai pelatih Rusia dan saya bersyukur Alhamdulillah bisa menembus ke Asian Games bersama pelatih lokal sendiri," ungkap Nabila.
Lebih lanjut, Nabila juga mengungkapkan bahwa untuk mengukur kemampuan dirinya maupun Putri maka diperlukan "try out" ke luar negeri dan setelah itu menjalani uji tanding.
"Karena kita tidak bisa juga terus latihan saja melainkan untuk terus mengukur kemampuan kita. Jadi, kalau menurut saya itu kita perlu "try out" ke luar negeri setahun mencapai lima sampai empat kali bertanding ke luar. Berharap sih dari Indonesia dan PB Persani juga mengusahakan untuk memberikan kita "try out" empat sampai lima kali ke luar," ucap pesenam kelahiran 7 Desember 1994 itu.
Sebelumnya, manajer tim nasional senam Indonesia Dian Arifin juga mengatakan bahwa senam ritmik Indonesia membutuhkan pelatih asing agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
"Soalnya saya lihat semua sudah pakai pelatih asing, Thailand dan Malaysia. Saya lihat sih sudah harus pakai pelatih dari negara-negara Eropa," ungkap Dian.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018