Jakarta (ANTARA) - Pesenam Indonesia, Rifda Irfanaluthfi bertarung di Olimpiade Paris 2024 dalam kondisi menahan cedera yang diderita usai melakoni World Artistic Gymnastics Championships 2023 pada Oktober 2023 lalu.
Rifda, sapaan akrabnya, berkutat selama lebih dari sembilan bulan menahan cedera ACL (anterior cruciate ligament). Sebelumnya Rifda juga telah menjalani operasi di bagian meniskus yang juga didapatinya usai tampil di World Artistic Gymnastics Championships 2023.
Meski dalam kondisi yang berangsur dalam masa pemulihan, Rifda tetap melakoni pelatihan nasional (pelatnas) di GOR DKI Jakarta, Jakarta untuk persiapan menuju Olimpiade Paris 2024.
Dalam proses rehabilitasi, terapi dan penguatan fisik, Rifda tetap secara normal menjalani latihan dan mampu menguasai semua alat. Namun tiga Minggu menjelang keberangkatan tepatnya saat menjalani pelatnas di Heerenveen, Belanda, badai menerpa Rifda usai lututnya mengalami pembengkakan.
Tiga hari menjelang keberangkatan ke Olimpiade, Rifda sudah bisa menjalankan empat alat yakni latihan gerakan di alat palang bertingkat (uneven bars), balok keseimbangan (balance beam), lantai (floor exercise) dan kuda lompat (vaulting horse).
Di sesi latihan kedua, Rifda Kembali merasakan sakit disebabkan cedera usai melakukan lompatan vaulting. Penanganan telah dilakukan secara maksimal oleh para dokter Tim Indonesia. Namun, kondisinya memang belum bisa pulih 100 persen, sehingga masih merasa sakit dan tidak memungkinkan turun di tiga alat.
Bahkan sehari menjelang pertandingan Rifda tidak mengikuti podium training atau latihan simulasi jelang pertandingan.
Puncak Eiffel
Bagi Rifda, tampil di Olimpiade dan mencatatkan sejarah sebagai pesenam Indonesia pertama merupakan cita-citanya selama ini berkarir.
Dalam unggahan di media sosialnya, Rifda menunjukkan kondisinya yang harus dibantu oleh pelatih Eva Novalina menuju field of play ataupun menuju venue pertandingan karena tidak bisa berjalan dalam jarak yang cukup jauh.
Menghadapi simalakama, Rifda memutuskan untuk melawan cedera dan mendaki puncak Eiffel dengan tampil di nomor all round, Olimpiade Paris 2024.
Di hadapan 20.000 penonton yang memenuhi Bercy Arena, Paris, Rifda melawan rasa sakit di lutut kanannya. Dengan menjawab keraguan, Rifda tampil di satu alat yaitu uneven bars, meskipun tidak full routine terutama pada dismount. Selain itu pelatih Eva Novalina juga membantu Rifda saat posisi naik dan mendarat di palang bertingkat. Dengan memainkan satu alat dari empat alat yang wajib dicoba, Rifda mencatatkan 9,166 poin.
"Rasanya berat banget karena untuk bisa sampai di Olimpiade ini perjalanannya tidak mudah dan panjang sekali. Latihan keras dengan menahan rasa sakit, kondisi naik turun rasanya berat banget. Saya berharap bisa tampil di empat alat, tapi cedera lagi, dari nol lagi, bisa 3 alat lagi cedera lagi, sampai tampil di palang bertingkat saja tadi," kata Rifda Irfanaluthfi, Minggu (28/7).
Rifda sudah dipastikan tidak dapat tampil di babak selanjutnya karena di babak pertama hanya terdapat delapan pesenam yang terpilih untuk lolos ke babak selanjutnya.
Usai tampil di Olimpiade Paris 2024, Rifda tak kuasa meneteskan air mata karena sudah bisa membuktikan diri bahwa mampu tampil di ajang multi event olahraga terbesar sedunia tersebut.
"Sekarang rasanya lebih tenang, saya sudah bisa membuktikan bisa tampil di Olimpiade. Saya senang bisa menahan rasa sakit sampai kompetisi selesai," ujar Rifda.
Pesenam peraih medali perak Asian Games 2018 tersebut masih dalam kondisi bimbang untuk memutuskan akan tetap melanjutkan karirnya atau pensiun dini karena cedera yang diderita saat ini.
"Saya mau merasakan suasana Olimpiade dulu. Mungkin saya operasi, mungkin juga tidak. Apa saya mau pensiun atau mau lanjut jadi atlet," ujar Rifda.
Melahirkan "Rifda baru"
Persatuan Senam Indonesia (Persani) atau Gymnastics Indonesia kini mendapatkan momentum untuk melahirkan pesenam dan melanjutkan kiprah yang dicatatkan Rifda di gelaran Olimpiade.
Ketua Umum Persani, Ita Yuliati berkomitmen untuk mempersiapkan tim senam Indonesia yang diproyeksikan akan turun di gelaran 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championship 2025 di Jakarta. Selain itu Ita mengungkapkan kini tengah membidik target untuk dapat mengunci tiket di gelaran Olimpiade 2028 Los Angeles.
"Tugas kita bersama selanjutnya adalah mempersiapkan Tim Gymnastics Indonesia untuk turun di 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championship 2025 di Jakarta dan Olimpiade 2028 Los Angeles dan ini sudah kami persiapkan dari sekarang,” ujar Ita kepada pewarta, Selasa.
Ita bersyukur atas penampilan yang dicatatkan Rifda sebagai olympian baru di senam Indonesia mampu membuat tonggak sejarah. Ita juga mengapresiasi seluruh jajaran tim senam Indonesia yang mampu memberikan kemampuan terbaik sehingga membuat Rifda menembus Paris.
"Alhamdulillah Rifda sudah menyelesaikan penampilannya di Olimpiade Paris 2024. Saya sebagai Ketua Umum Gymnastics Indonesia bersyukur bahwa akhirnya perjuangan kita semua untuk mengusung Rifda ke Olimpiade telah berhasil. Rifda telah secara sah menyandang gelar sebagai olympian. Perjalanan menuju Olimpiade itu yang harus kita apresiasi bersama karena tidak mudah untuk bisa mencapai Olimpiade, seperti saat ini," kata Ita.
"Terlepas dari penampilan yang tidak sempurna, saya tetap mengapresiasi dan salut atas perjuangan Rifda dan Coach Eva. Selama bertahun-tahun, mereka bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya untuk menjadi pesenam Indonesia pertama dari Indonesia yang tampil di Olimpiade," imbuh Ita.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: "Puncak Eiffel"Rifda Irfanaluthfi
"Puncak Eiffel" Rifda Irfanaluthfi
Rabu, 31 Juli 2024 6:03 WIB