Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Sejumlah warga di Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah yang rumahnya ambruk akibat gempa 7,7 Skala Richter, Jumat, hingga saat ini masih mengungsi ke jalan raya.

Seorang warga Palu Timur, Miftah, saat dihubungi ANTARA dari Gorontalo, Jumat malam, mengaku ia dan keluarga belum memikirkan akan mengungsi ke mana.

"Sampai saat ini (pukul 21.45 Wita) kami masih merasaka ada guncangan gempa setiap lima menit. Rumah kami roboh, rumah tetangga juga. Kami sekarang hanya berkumpul di jalan, hanya di sini yang aman," ungkapnya.

Selain adanya gempa susulan, jaringan listrik masih putus sehingga warga tidak bisa berbuat banyak, terutama dalam mengevakuasi korban.

"Katanya ada di lokasi sebelah ada tertimpa bangunan, tapi kami mau mencarinya juga kesulitan karena gelap sekali di sini," katanya.

Ia mengatakan sejumlah warga mengalami luka-luka akibat gempa dan tetap memilih untuk menunggu gempa reda di tepi jalan.

Meski demikian ia dan keluarganya selamat karena segera ke luar rumah saat gempa terjadi.

Sementara itu, jaringan komunikasi dan jalur penerbangan di Palu masih lumpuh, sehingga menyulitkan warga Gorontalo yang ingin mengetahui kondisi keluarganya di Palu.

Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo Power AS mengatakan Bandara Mutiara Sis AlJufri Palu, Sulawesi Tengah ditutup hingga Sabtu (29/9) pukul 19.20 Wita.

"Notam penutupan Bandara Palu keluar malam ini, tapi seluruh penerbangan dari Gorontalo ke Palu hari ini sudah selesai sebelum terjadi gempa," ujarnya.

Baca juga: Bandara Palu Ditutup Setelah Gempa
Baca juga: Warga Palu Masih Berada di Luar Rumah
Baca juga: Jaringan Telekomunikasi di Palu "Black Out"

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018