Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Kepala Stasiun Klimatologi Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Iryanto Suwirono mengatakan jika saat ini daerah itu telah memasuki puncak musim kemarau.

"Diperkirakan keadaan ini masih akan bertahan hingga akhir bulan Oktober nanti, dan setelah memasuki awal November akan berganti ke musim penghujan," ujarnya di Gorontalo, Senin.

Ia mengungkapkan, dampak yang disebabkan oleh musim kemarau yang telah terjadi selama dua bulan terakhir adalah sektor pertanian yang gagal panen serta ketersediaan air yang berkurang, terutama di daerah perbukitan.

"Yang perlu diwaspadai saat musim kemarau juga adalah kebakaran hutan, dan sesuai dengan pantauan citra satelit, di beberapa wilayah di Provinsi Gorontalo ada sejumlah wilayah yang membakar lahan untuk keperluan pertanian," jelasnya.

Untuk daerah rawan kebakaran hutan sendiri kata Iryanto berada di Kabupaten Pohuwato, Boalemo dan Gorontalo Utara.

"Dari citra satelit di beberapa daerah itu sudah ada lahan yang terbakar karena masyarakat yang mengolah lahan pertanian dengan cara dibabat dan dibakar, sehingga efek dari pembakaran melebar," kata dia, lagi.

Untuk daerah bagian selatan Kabupaten Bone Bolango katanya, sudah mulai berkurang pasokan air bersih, dan untuk wilayah Gorontalo Utara bahkan sudah dari bulan September mengalami kesulitan air.

"Suhu maksimun saat ini yaitu 34 derajat celcius dengan kelembaban terendah sekitar 40 persen, jadi dalam hitungan klimatologi masih normal," pungkasnya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018