Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara melakukan uji kandungan Merkuri yang banyak digunakan di wilayah pertambangan, khususnya penambang rakyat di daerah tersebut.

Wakil Bupati (Wabup) Gorontalo Utara, Roni Imran, Kamis, mengatakan, uji laboratorium yang dilakukan Universitas Ehime Jepang bekerja sama dengan Universitas Negeri Gorontalo (UNG), di wilayah pertambangan rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur, menemukan tingginya kandungan merkuri mencemari sungai dan beberapa warga yang telah diuji.

"Kondisi ini cukup memprihatinkan, sehingga pemerintah daerah mengambil langkah cepat mengatasi permasalahan yang mengancam lingkungan di daerah ini," ujar Wabup.

Pemkab sengaja mengundang ahli geologi dari Jepang, Sayaka, untuk melakukan uji kandungan merkuri di daerah.

Uji ini dilakukan dalam rangka mewaspadai pencemaran yang berdampak luas, apalagi beberapa instansi teknis sering mengunjungi wilayah Sumalata Timur.

"Jika banyak yang terbukti telah tercemar merkuri, maka pemkab akan melakukan pembersihan lokasi penambangan emas tanpa izin (PETI), demi menyelamatkan lingkungan di daerah ini," ujar Wabup.

Apalagi syarat kerja sama Pemkab dengan Ehime-Jepang, yaitu pengelolaan lingkungan yang bebas cemaran dan pengelolaan sampah sesuai standar kesehatan.

Sebelumnya, sosialisasi dampak pencemaran mercuri telah dilakukan pemkab bersama para akademisi dari Universitas Ehime dan UNG di sekitar lokasi tambang, untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya merugikan dari aktivitas pertambangan menggunakan merkuri.

Wabup berharap, upaya ini bisa menyelamatkan lingkungan, khususnya laut Gorontalo dari pencemaran limbah pertambangan, dengan harapan masyarakat bisa menerima alih profesi yang ditawarkan pemkab yang lebih ramah lingkungan.

Diantaranya, memberi bantuan modal usaha di bidang perikanan, pertanian dan usaha-usaha lainnya yang akan meningkatkan derajat kesehatan dan perekonomian masyarakat.

Sementara itu, Profesor Sakakibara dari Universitas Ehime mengatakan, limbah merkuri dapat terakumulasi pada lingkungan dan bisa meracuni hewan, tumbuhan serta mikro organisme lainnya.

Asam permukaan air, dapat mengandung jumlah raksa yang signifikan, sehingga jika terkonsumsi hewan maupun manusia, dapat menyebabkan berbagai kerusakan organ tubuh.

Diantaranya, kerusakan ginjal, gangguan perut, kegagalan reproduksi dan dapat merugikan lainnya.

Pewarta: Oleh Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014