Palu (Antaranews Gorontalo) - Sebagian siswa dan siswi di Kota Palu mulai berdatangan ke sekolahnya pada Senin, setelah 10 hari berduka pascagempa, tsunami, dan likuifaksi, Jumat (28/9).

Salwa Amalia (14) dan Salma Amalia (14), siswa Kelas 9 SMPN 1 Palu ditemui di sekolahnya di Palu, Senin, mengatakan datang untuk didata ulang oleh para guru.

"Saya baca berita Pak Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, red.), katanya harus segera didata siapa guru dan murid yang selamat dan siapa yang meninggal," ujar Salwa.

Siswa Kelas 9 SMPN 1 Palu lainnya, Muhammad Etno Ramadhan, mengaku mendapat informasi dari grup Whatsapp murid di sekolahnya untuk datang pada Senin (8/10) pagi dan didata.

Ia mengatakan ada teman sekelasnya yang tidak selamat dari musibah likuifaksi di Perumnas Balaroa Kota Palu sehingga sekolah meminta murid segera datang untuk didata.

Baca juga: Mendikbud ajak siswa korban gempa segera kembali sekolah

Guru PPKN SMPN 1 Palu Ahmad Fauzi mengatakan mendapat informasi terkait dengan instruksi gubernur bahwa aparatur sipil negara (ASN) untuk kembali bekerja pada Senin (8/10). Informasi itu didapat dari grup Whatsapp sekolah pada malam sebelumnya.

"Datang untuk didata, karena memang ada guru yang meninggal dunia, Ibu Andi Ulfa dengan Ibu Zaima yang rumahnya ada di Perumnas Balaroa," ujar dia.

Selain itu, ada delapan siswa yang terkena tsunami saat mengikuti geladi bersih Festival Palu Nomoni. Selain itu, ada enam siswa yang meminta pindah ke Bandung, Makassar, dan Malang.

Berdasarkan pantauan Antara, siswa-siswa SMAN 1 Palu juga sudah mulai ada yang datang ke sekolahnya itu. Begitu pula siswa-siswi dari beberapa sekolah lain yang kebetulan terletak di Jalan Gatot Subroto Kota Palu.

Siswi Kelas 4 SD Inpres Tipo Mei Sari mengatakan murid di sekolahnya memang diminta hadir karena akan didata oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu. Namun, hingga pukul 08.00 Wita belum terlihat hadir.

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018