Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Kepala Sub Divisi Regional (Subdivre) Bulog Gorontalo, Castro Hermanses mengatakan jika stok beras yang dimiliki bisa mencukupi ketersediaan hingga bulan Januari 2019.

"Stok beras yang ada di Bulog diharuskan untuk memiliki ketahanan hingga tiga bulan. Saat ini stok yang ada di Gudang Talumolo, Bongo dan Marisa sebanyak 4.900 ton. Dibandingkan dengan penyaluran beras yang hanya 900 ton per bulan, jadi bisa mendukung ketersediaan beras hingga bulan Januari 2019," ujarnya di Gorontalo, Rabu.

Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya belum melakukan penyerapan beras untuk pengadaan, khusus Gorontalo karena harga yang belum cocok, misalnya beras kualitas medium di penggilingan petani yang harganya Rp8.600 hingga Rp9.000.

Sedangkan harga pembelian pemerintah menurut Inpres Nomor 5 tahun 2015 sebesar Rp7.300, ditambah dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 10 persen sehingga Bulog bisa membeli beras dengan Rp8.030.

"Maka dengan harga seperti itu tidak dapat kami serap. Tapi untuk memenuhi ketersediaan stok dan stabilisasi yang dijalankan, kami mendapat stok dari Perum Bulog Sulawesi Selatan," ujarnya.

Untuk menjaga harga beras agar tetap stabil di pasaran, Castro mengatakan jika pihaknya terus melakukan operasi pasar dan operasi pasar cadangan beras pemerintah.

"Beras ini kami pasok ke Pasar Sentral Kota Gorontalo. Selain itu kami punya program turun langsung ke kelurahan atau desa, dalam rangka menyebarkan stok sehingga kenaikan harga beras bisa dimininalisir," lanjutnya.

Menurutnya, kenaikan harga beras yang tidak terkendali di pasar bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi di daerah.

"Jumlah yang disebarkan bervariasi. Biasanya dalam satu minggu kami bisa memasok beras hingga 10 ton ke pedagang-pedagang di pasar tradisional atau kelurahan," pungkasnya.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018