Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Badan Narkotika Nasional Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mendorong pembentukan desa berwawasan anti narkoba.

"Pembentukannya bisa didanai dengan memanfaatkan dana desa yang dikucurkan di setiap pemerintahan desa," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Nasional Narkotika (BNN) Provinsi Gorontalo, Abdul Muchars Daud, Selasa.

Hal itu diungkapkan Muchars selaku pemateri pada kegiatan diseminasi informasi melalui sosialisasi dan penyuluhan yang digelar BNN Gorontalo Utara, bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan Kwandang, di Kantor Desa Cisadane.

Muchars mengatakan, pemerintah desa perlu didorong melakukan terobosan dalam mengedukasi masyarakatnya agar kebal narkoba.

Kebal yang dimaksud adalah, berani menolak berbagai tawaran untuk mencoba-coba menjadi pengguna narkoba.

"Jika masyarakat sudah kebal dan memahami dampak negatif yang ditimbulkan pada pemakaian narkoba maka siapapun yang menawari mereka tidak akan mudah tergoda," ujarnya.

Ia pun mendorong agar pemerintah desa bisa menganggarkan program desa berwawasan narkoba bersumber dari dana desa, sebab kegiatan itu telah diamanatkan dalam undang-undang sebagai salah satu upaya memerangi narkoba mulai dari desa.

"Masyarakat harus tahu bahwa narkoba adalah salah satu sumber masalah besar yang bisa mengancam masa depan generasi muda dan daerah maka program pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) perlu dimulai dari desa," ujarnya.

Pemerintah daerah perlu memotivasi gerakan masyarakat memerangi narkoba melalui pembentukan relawan desa anti narkoba.

Sementara itu, Kepala BNN Gorontalo Utara Ibrahim Paneo, mengatakan, pihaknya mengintensifkan kegiatan diseminasi informasi melalui sosialisasi dan penyuluhan di tingkat kecamatan dan desa.

Kegiatan itu bukan sekedar menggugurkan tugas BNN kabupaten dalam merealisasikan program-programnya, namun mendorong pemerintah daerah termasuk pemerintah kecamatan dan desa untuk peduli terhadap upaya memerangi narkoba sebagai ancaman yang bisa masuk kapan saja.

"Kami terus melakukan sosialisasi secara menyeluruh di daerah ini, agar masyarakat mengetahui jelas tentang bahaya dan dampak buruk akibat narkoba," ujar Ibrahim.

Potensi masuknya narkoba ke daerah itu sangat besar melalui jalur udara, laut maupun darat yang berada di sepanjang jalur terbuka lintas Sulawesi.

Pihaknya pun mendorong pemerintah desa melakukan tes narkoba di kalangan aparaturnya, minimal dua kali dalam setahun.
 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018