Jakarta (Antaranews Gorontalo) - PT Pertamina (Persero) mendorong pengoptimalan penggunaan potensi-potensi sumber energi lokal untuk mencapai ketahanan dan kemandirian energi nasional. 

"Kami ingin mengajak seluruh pihak untuk menilik kembali kekayaan yang sudah tersedia di alam Indonesia, dan bertukar pikiran untuk mengoptimalkannya menjadi sumber energi, demi mencapai cita-cita ketahanan dan kemandirian energi nasional," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat pembukaan Pertamina Energy Forum (PEF) 2018 di Jakarta, Rabu.

Melalui PEF 2018 ini, Pertamina juga ingin memperkaya khasanah keilmuan di bidang energi dari pelaku industri yang memiliki pengetahuan, keahlian, dan teknologi dalam subjek tersebut. 

Kegiatan kali ini sekaligus menjadi momentum membuka peluang kerja sama dengan para pelaku industri, pemerintah, serta berbagai pihak lainnya untuk dapat mengakselerasi kemampuan Pertamina.

Selain itu, forum ini untuk memberikan kebijakan energi masa depan, pengembangan sumber energi dan sarana penunjangnya, serta peluang investasi dalam kerangka ketahanan energi nasional.

Pertamina menyadari permintaan energi akan terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia diperkirakan akan semakin tumbuh dan tercatat populasinya naik 1,24 persen per tahun.

Perekonomian juga diproyeksikan tumbuh 5,2-5,3 persen pada 2019, sehingga permintaan energi juga akan meningkat. 

Permintaan energi dari sektor kelistrikan diproyeksikan meningkat 8,15 persen per tahun hingga 2030. Sementara pertumbuhan permintaan energi dari sektor transportasi diproyeksikan 3,43 persen per tahun.
 
Pemerintah Indonesia memiliki rencana yang agresif dalam membangun infrastruktur dari 2015 hingga 2019, mencakup pembangunan jalan baru sepanjang 2.600 kilometer (km), jalan tol sepanjang 1.000 km, 15 lapangan udara, 24 pelabuhan serta rel kereta api baru sepanjang 3.258 km.

Seluruh pembangunan ini nantinya akan mendorong mobilisasi orang dan barang secara masif, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan kebutuhan energi di masa mendatang.

Ada tantangan juga yang perlu mendapat solusi, yakni, bagaimana pasokan energi harus diamankan untuk dapat mengimbangi pertumbuhan populasi, ekonomi, infrastruktur serta permintaan energi tersebut.
  
Sejalan dengan hal tersebut, Pertamina telah memiliki rencana pengembangan bisnis ke depan dalam rangka mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia.

Misalnya terkait biofuel, saat ini Pertamina tengah menjajaki studi pembangunan green refinery di Indonesia, yaitu kilang yang khusus mengolah vegetasi seperti sawit, tebu dan lainnya menjadi biofuel.

"Untuk mendukung program pemerintah menurunkan defisit transaksi berjalan, kami berencana memproduksi B20, pengurangan impor BBM dan gas elpiji. Kalau kita bisa kurangi impor 225.000 barel per hari itu akan sangat membantu program pemerintah tersebut. Sementara untuk B20 kita akan mulai kembangkan proyek green energy di Dumai dan Plaju," jelas Nicke.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018