Malang, (Antara News) - Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,9 (M=5,9) mengguncang sebagian wilayah Malang raya, Selasa (19/2), sekitar pukul 02.3 WIB, namun tidak berpotensi tsunami.
Hasil analisis Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangkates menunjukkan gempa terktonik di wilayah Samudera Hindia selatan Jawa itu, menunjukkan informasi awal bahwa gempa bumi berkekuatan M=5,9 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,6.
Kepala BMKG Karangkates, Kabupaten Malang Musripan ketika dikonfirmasi di Malang, Selasa, menerangkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,67 LS dan 112,74 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 170 km arah selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 42 km.
"Gempa bumi di selatan Kabupaten Malang ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia," katanya.
Musripan mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (thrust fault).
Guncangan gempa bumi, katanya, dilaporkan dirasakan di daerah Lumajang, Malang , Blitar, Karangkates III-IV MMI, Sawahan III MMI , Kuta, Nusa Dua II-III MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ucap Musripan.
Hingga pukul 03.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) 12 kali.
Pihaknya mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ia meminta masyarakat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (inatews.bmkg.go.id atau www.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Hasil analisis Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangkates menunjukkan gempa terktonik di wilayah Samudera Hindia selatan Jawa itu, menunjukkan informasi awal bahwa gempa bumi berkekuatan M=5,9 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,6.
Kepala BMKG Karangkates, Kabupaten Malang Musripan ketika dikonfirmasi di Malang, Selasa, menerangkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,67 LS dan 112,74 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 170 km arah selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 42 km.
"Gempa bumi di selatan Kabupaten Malang ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia," katanya.
Musripan mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (thrust fault).
Guncangan gempa bumi, katanya, dilaporkan dirasakan di daerah Lumajang, Malang , Blitar, Karangkates III-IV MMI, Sawahan III MMI , Kuta, Nusa Dua II-III MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ucap Musripan.
Hingga pukul 03.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) 12 kali.
Pihaknya mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ia meminta masyarakat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (inatews.bmkg.go.id atau www.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019