Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Gema takbir dikumandangkan tim sukarelawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia, setelah pada Selasa dini hari WIB, berhasil masuk ke Jalur Gaza, Palestina.
Tim MER-C yang terdiri atas 32 sukarelawan untuk misi pembangunan tahap II Rumah Sakit Indonesia (RSI), saat ini sudah berada di Kota Gaza, setelah pada Jumat (23/2) malam dan Sabtu (24/2) berangkat dari Jakarta menuju Kairo Mesir.
Presidium MER-C Indonesia, dr Sarbini Abdul Murad, dalam penjelasan kepada Antara di Jakarta, Selasa menjelaskan, berdasarkan informasi yang disampaikan Ketua Tim MER-C untuk pembangunan tahap II RSI, Ir Faried Thalib, seluruh sukarelawan mengucapkan takbir dan ungkapan syukur.
Satu per satu sukarelawan masuk ke gerbang Rafah di wilayah Mesir menuju bus perbatasan yang membawa tim ke gerbang Rafah sisi Gaza.
Sebelumnya, kata dia, selama sekitar 10 jam tidak ada kabar dari tim, hingga akhirnya pada Selasa dini hari pukul 00.03 WIB atau pukul 19.03 waktu Gaza, Ketua Tim MER-C, Faried Thalib mengabarkan via pesan singkat bahwa tim sudah mencapai Al Arish, kota kecil yang terdekat dengan perbatasan Rafah.
Kemudian, pada Senin (25/2) sekitar pukul 22.00 malam waktu Gaza atau Selasa sekitar pukul 03.00 WIB akhirnya tim diperbolehkan untuk masuk melintas perbatasan Rafah dan masuk ke Jalur Gaza.
Ia menjelaskan kronologi perjalanan menuju Gaza, meski hari sudah malam, tim yang didampingi oleh staf KBRI Kairo dan mendapat pengawalan aparat keamanan memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan ke perbatasan Rafah yang masih berjarak sekitar satu jam lebih dari Al Arish.
Tim berupaya untuk bisa masuk ke Jalur Gaza pada malam hari itu juga.
Disebutkan juga bahwa pemeriksaan sepanjang Terusan Suez dan Al Arish sangat banyak dan ketat sehingga perjalanan cukup memakan waktu.
Pada pukul 19.00 waktu setempat tim di Al Arish, dan sekitar satu jam kemudian tim tiba di perbatasan Rafah, dan langsung melakukan perundingan dengan pejabat di perbatasan hingga akhirnya bisa memasuki Jalur Gaza.
Ketika tim sudah masuk Gaza, tim langsung disambut Direktur Kerja Sama Internasional Kemenkes Palestina di Gaza, dr Ghazi Ahmad dan Deputy Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, dr Ashraff, termasuk kehadiran media massa setempat.
Usai penyambutan sederhana, namun terasa sangat hangat di sebuah ruangan di Rafah, tim yang terdiri atas sukarelawan dari Divisi Konstruksi MER-C langsung menuju lokasi RS Indonesia yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara.
Sarbini Abdul Murad menambahkan bahwa keberangkatan tim sukarelawan ke Gaza dimungkinkan setelah didapatnya izin masuk Mesir dan Gaza yang diterima oleh MER-C dari pemerintah Mesir dan otoritas setempat di Gaza.
Ia menyebut bantuan Menlu RI, Retno Marsudi dan jajarannya di Kemenlu sebagai hal yang sangat penting bagi berhasil masuknya tim sukarelawan MER-C ke Gaza, melalui pintu Rafah di perbatasan Mesir dan Gaza.
"Tim ini sudah menunggu setahun, hingga akhirnya setelah kami bertemu Menlu dan jajarannya, maka hasilnya adalah tim bisa berangkat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Tim MER-C yang terdiri atas 32 sukarelawan untuk misi pembangunan tahap II Rumah Sakit Indonesia (RSI), saat ini sudah berada di Kota Gaza, setelah pada Jumat (23/2) malam dan Sabtu (24/2) berangkat dari Jakarta menuju Kairo Mesir.
Presidium MER-C Indonesia, dr Sarbini Abdul Murad, dalam penjelasan kepada Antara di Jakarta, Selasa menjelaskan, berdasarkan informasi yang disampaikan Ketua Tim MER-C untuk pembangunan tahap II RSI, Ir Faried Thalib, seluruh sukarelawan mengucapkan takbir dan ungkapan syukur.
Satu per satu sukarelawan masuk ke gerbang Rafah di wilayah Mesir menuju bus perbatasan yang membawa tim ke gerbang Rafah sisi Gaza.
Sebelumnya, kata dia, selama sekitar 10 jam tidak ada kabar dari tim, hingga akhirnya pada Selasa dini hari pukul 00.03 WIB atau pukul 19.03 waktu Gaza, Ketua Tim MER-C, Faried Thalib mengabarkan via pesan singkat bahwa tim sudah mencapai Al Arish, kota kecil yang terdekat dengan perbatasan Rafah.
Kemudian, pada Senin (25/2) sekitar pukul 22.00 malam waktu Gaza atau Selasa sekitar pukul 03.00 WIB akhirnya tim diperbolehkan untuk masuk melintas perbatasan Rafah dan masuk ke Jalur Gaza.
Ia menjelaskan kronologi perjalanan menuju Gaza, meski hari sudah malam, tim yang didampingi oleh staf KBRI Kairo dan mendapat pengawalan aparat keamanan memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan ke perbatasan Rafah yang masih berjarak sekitar satu jam lebih dari Al Arish.
Tim berupaya untuk bisa masuk ke Jalur Gaza pada malam hari itu juga.
Disebutkan juga bahwa pemeriksaan sepanjang Terusan Suez dan Al Arish sangat banyak dan ketat sehingga perjalanan cukup memakan waktu.
Pada pukul 19.00 waktu setempat tim di Al Arish, dan sekitar satu jam kemudian tim tiba di perbatasan Rafah, dan langsung melakukan perundingan dengan pejabat di perbatasan hingga akhirnya bisa memasuki Jalur Gaza.
Ketika tim sudah masuk Gaza, tim langsung disambut Direktur Kerja Sama Internasional Kemenkes Palestina di Gaza, dr Ghazi Ahmad dan Deputy Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, dr Ashraff, termasuk kehadiran media massa setempat.
Usai penyambutan sederhana, namun terasa sangat hangat di sebuah ruangan di Rafah, tim yang terdiri atas sukarelawan dari Divisi Konstruksi MER-C langsung menuju lokasi RS Indonesia yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara.
Sarbini Abdul Murad menambahkan bahwa keberangkatan tim sukarelawan ke Gaza dimungkinkan setelah didapatnya izin masuk Mesir dan Gaza yang diterima oleh MER-C dari pemerintah Mesir dan otoritas setempat di Gaza.
Ia menyebut bantuan Menlu RI, Retno Marsudi dan jajarannya di Kemenlu sebagai hal yang sangat penting bagi berhasil masuknya tim sukarelawan MER-C ke Gaza, melalui pintu Rafah di perbatasan Mesir dan Gaza.
"Tim ini sudah menunggu setahun, hingga akhirnya setelah kami bertemu Menlu dan jajarannya, maka hasilnya adalah tim bisa berangkat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019