Alat berat akan dikerahkan untuk mengevakuasi korban longsor areal penambangan emas tanpa izin (PETI) yang berada di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow.

"Akan berkordinasi dengan perusahaan agar bisa meminjamkan alat berat untuk melakukan evakuasi lanjutan," kata Deputi Bidang Operasi Pencarian, Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayjen Nugroho Budi Wiryanto.

Tim evakuasi, kata dia, tidak bisa membongkar atau menyingkirkan material longsoran secara manual karena dipenuhi batu besar.

"Caranya hanya dengan menggunakan alat berat, itu akan kita koordinasikan dengan perusahaan," ujarnya.

Jenderal bintang dua itu memperkirakan kecil kemungkinan masih ada korban selamat dari peristiwa longsor tersebut karena tidak ada lagi sahutan ketika tim mencoba masuk melalui celah sempit.

"Kami belum tahu pasti berapa jumlah korban yang masih berada di dalam terowongan-terowongan kecil, jumlahnya baru bisa dipastikan setelah batu-batu kita singkirkan, kemudian dievakuasi," ujarnya.

Proses evakuasi korban, kata dia, akan dilakukan selama tujuh hari sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), dan hingga hari ini telah memasuki hari kedua proses evakuasi.

Medannya cukup sulit yang menjadi kendala, kita akan berkoordinasi dengan perusahaan secepatnya," ujarnya.

Hingga hari kedua, sebanyak 27 orang yang berhasil dievakuasi, delapan korban dinyatakan meninggal dunia, sementara 19 lainnya selamat dengan kondisi luka.

Diperkirakan puluhan penambang emas masih berada dalam terowongan buatan pascalongsor.

Longsor terjadi pada Selasa (28/2) pukul 21.10 WITA saat kurang lebih 60 orang menambang berada dalam lubang.
   
Sementara menambang emas di lokasi tersebut tiba-tiba tiang dan papan penyanggah lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil serta banyaknya lubang galian tambang.

Pewarta: Karel Alexander Polakitan

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019