Menjelang Idul Fitri 1440 Hijriah, telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mengalami penurunan harga jual sebesar Rp2.000.

"Penurunan harga terjadi karena banyaknya permintaan konsumen terhadap telur ayam untuk persiapan lebaran," jelas Prasyid Saleh, Salah seorang pedagang telur di pasar Sentral Kota Gorontalo, Kamis.

Menurutnya, tingginya permintaan dari pelanggan terlebih dalam pembuatan kue kering membuat jumlah telur ayam yang dipasoknya dari kandang saat ini menjadi tinggi.

"Banyaknya pasokan telur yang diambil saat ini harus terjual dengan cepat mengingat jika telalu lama maka kualitas telur ayam akan semakin menurun, oleh sebab itu saya menjualnya dengan harga murah," tuturnya.

Ia mengatakan untuk telur ayam campur yang dipasok dari kandang itu harganya telah mengalami penurunan dari Rp54 ribu/30 butir, saat ini menjadi Rp52 ribu/30 butir.

"Telur ukuran kecil dihargai Rp48 ribu/30 butir, berbanding terbalik dari harga sebelumnya Rp50 ribu/30 butir telur dan Rp1.700/butir, padahal sebelumnya saya menjualnya hingga Rp1.750/butir" ungkapnya.

Sementara untuk harga telur ayam dengan ukuran sedang saat ini dijual Rp57 ribu/30 butir, sedangkan sebelumnya dihargai Rp59 ribu/30 butir.

Harga satu butir telur ayam ukuran sedang tetap dijualnya dengan harga 1.900 perbutir meskipun harga telur saat ini sedang turun, hal tersebut dilakukan agar telur yang dipasoknya dari kandang Pulubala, Kabupaten Gorontalo tersebut dapat laku terjual dengan cepat.

"Kalau telur ayam jumbo sekarang itu Rp65 ribu/30 butir yang sebelumnya dijual Rp67 ribu/30 butirnya, sementara saat ini dihargai Rp2.000/butir berbanding terbalik dengan harga sebelumnya yaitu Rp2.250/butir," katanya.

Pewarta: Dian Bawenti

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019