Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo, mengikuti Upacara Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2019, di kampung halamannya, Sabtu.

"Ini kesempatan langka dan baru pertama kali dilakukan," ujar Mariana Armaijn, Kepala SubBidang Evaluasi dan Pelaporan Bappeda Provinsi Gorontalo.

Sarjana Ilmu Pemerintahan yang bertugas di Pemprov Gorontalo sejak tahun 2007 itu, mengaku, dirinya sengaja pulang kampung lebih awal karena kerinduannya dengan ibu dan saudara-saudaranya di Ternate, Maluku Utara.

"Ibu saya pun sudah tua dan sakit-sakitan, makanya tahun ini saya memboyong anak-anak untuk pulang kampung," ucapnya.

Ia memanfaatkan libur lebaran Idul Fitri 1440 Hijriyah untuk melepas kangen, mengingat hanya bisa pulang kampung sekali saja dalam setahun.

Ana, begitu ia disapa, mengaku, mengikuti upacara di kampung halamannya, tidak menjadi beban meski ia terpaksa meminjam seragam Korpri dan sepatu milik kakaknya.

"Saya sempat khawatir, tidak bisa berbaur dengan ASN di kampung halaman, tepatnya Pemerintah Kota Ternate, mengingat tidak mengenal satu sama lain. Beruntung, suasana keakraban mudah terjalin meski saya menjadi peserta upacara dari luar daerah," ungkapnya.

Bagi Ana, Pancasila bermakna sebagai ideologi pemersatu.

Meski kita berbeda-beda suku bangsa, namun semuanya satu sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

Kewajiban untuk ikut memperingati hari lahir Pancasila kata dia, memudahkan setiap warga Indonesia untuk terus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, yang sangat berarti dalam menjaga keutuhan bangsa.

Sisi positif lainnya saat mengikuti upacara atau apel di daerah lain, adalah dapat menjalin silaturahmi dengan rekan-rekan sesama ASN.

Secara pribadi diakuinya, ASN dapat lebih mengasah mental di lingkungan baru dengan aktivitas yang sama dilakukan di kantor asal namun kali ini dengan orang-orang yang tidak dikenal.

"Saya bersyukur bisa mengikuti upacara ini, apalagi memanfaatkan momen untuk berkenalan dengan ASN dari dinas lain, seperti Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Sekretariat Korpri, Biro Pemberdayaan Perempuan dan instansi lainnya," tambah Ana.

Secara historis dia mengaku, terangkat menjadi ASN di Biro Pemerintahan Sekretariat Maluku Utara, namun tahun 2007 memilih pindah ke Pemprov Gorontalo, dengan alasan mengikuti tempat tugas suami.

Dulu kata Ana, kantor Wali kota tersebut adalah kantor Gubernur Maluku Utara.
Namun, sejak kantor Gubernur pindah ke Sofifi, maka kantor itu digunakan sebagai kantor Wali kota Ternate.

Pengalaman pertama kalinya upacara di kampung halaman kata Ana, cukup mengesankan apalagi ia menumpang ojek pergi-pulang, bahkan sempat lupa arah pulang rumah, akibat jarang pulang kampung, tambahnya berderai tawa.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019