Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono mengatakan, gempa yang terjadi beberapa saat yang lalu di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara (Sulut) akibat aktivitas subduksi lempeng Laut Maluku.
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Laut Maluku," katanya dalam rilis yang dibagikan BMKG Sulut pada grup percakapan di Manado, Senin.
Triyono mengatakan, dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa lindu (gempa) tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip fault).
Guncangan gempa, lanjut dia, dilaporkan dirasakan di daerah Lolak, Bolaang Mongondow Selatan dalam skala intensitas II-III MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat guncangan gempa tersebut, sementara dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 16.45 WITA, dari hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, sekitar 80 kilometer tenggara Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara diguncang gempa magnitudo 5,2 SR pada pukul 15:17:07 WIB, Senin. Gempa pada kedalaman 57 kilometer tersebut tidak berpotensi tsunami.
Selanjutnya, dari hasil "update" BMKG, wilayah Teluk Tomini dan Laut Maluku diguncang gempa tektonik dengan kekuatan magnitudo 5,1 SR.
Episenter gempa terletak pada koordinat 0,19 LS dan 124,48 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 79 kilometer arah tenggara Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara pada kedalaman 47 kilometer.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Laut Maluku," katanya dalam rilis yang dibagikan BMKG Sulut pada grup percakapan di Manado, Senin.
Triyono mengatakan, dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa lindu (gempa) tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip fault).
Guncangan gempa, lanjut dia, dilaporkan dirasakan di daerah Lolak, Bolaang Mongondow Selatan dalam skala intensitas II-III MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat guncangan gempa tersebut, sementara dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 16.45 WITA, dari hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, sekitar 80 kilometer tenggara Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara diguncang gempa magnitudo 5,2 SR pada pukul 15:17:07 WIB, Senin. Gempa pada kedalaman 57 kilometer tersebut tidak berpotensi tsunami.
Selanjutnya, dari hasil "update" BMKG, wilayah Teluk Tomini dan Laut Maluku diguncang gempa tektonik dengan kekuatan magnitudo 5,1 SR.
Episenter gempa terletak pada koordinat 0,19 LS dan 124,48 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 79 kilometer arah tenggara Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara pada kedalaman 47 kilometer.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019