Sebanyak tujuh warga Gorontalo penyandang disabilitas tuna grahita berkesempatan mengikuti pendidikan kemandirian di Palu, Sulawesi Tengah.

Pendidikan selama 6 bulan itu diikuti oleh satu orang pendamping dan perwakilan orang tua.

Balai Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Intelektual dari Kementerian Sosial RI di Palu melatih dan mendidik intelektual Tuna Grahita, agar bisa beraktivitas seperti orang pada umumnya.

Mereka dididik dan dilatih ragam keterampilan seperti menjahit, tata boga dan tata rias.

“Sebenarnya kegiatan semacam ini sudah ada sejak tahun 2000. Tapi belakangan karena pendanaan yang semakin minim maka yang dibiayai hanya peserta, pendamping tidak dibiayai. Jumlah yang ikut juga tidak banyak,” kata salah seorang pendamping warga disabilitas Provinsi Gorontalo, Risna Karim.

Risna menyebut para penyandang disabilitas Gorontalo terbilang cukup banyak.

Dia menyebut ada 5.816 penyandang disabilitas yang tersebar di lima kabupaten dan satu kota.

Jumlah itu terdiri dari 647 orang di Kota Gorontalo, 2.003 orang di Kabupaten Gorontalo, 639 di Gorontalo Utara, serta Pohuwato, Bone Bolango dan Boalemo masing masing 1.150, 981 dan 396 orang.

Angka itu belum termasuk kategori Anak Dengan Kecacatan (ADK) yang ada Kota Gorontalo ada 184 orang, Kabupaten Gorontalo 305 orang, Gorut 14 orang, Pohuwato 124 orang serta Bone Bolango dan Boalemo masing-masing 232 dan 169 orang.

“Di sisi lain perhatian bagi mereka sangat minim. Kami sudah keliling ke semua Dinas Sosial tapi jawabannya sama ya tidak ada anggarannya. Kami didanai ibu Idah Syahidah selaku Bunda Asuh Disabilitas untuk transportasi dan akomodasi,” ungkapnya.


 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019