Akademisi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Amir Arham menilai program Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk menekan kemiskinan di daerah sudah tepat.

Upaya tersebut dimulai melalui program pendidikan dan kesehatan gratis. Penyusun Dokumen Strategi Penanggulan Kemiskinan Daerah (SPKD) itu menyebut kemiskinan merupakan lingkaran setan.

Untuk bisa keluar dari lingkaran itu maka masyarakat harus memiliki pendidikan yang memadai dan kesehatan yang terjamin.

“Pendidikan dan kesehatan menjadi intervensi dan investasi pemerintah provinsi yang sudah tepat. Manfaatnya mungkin belum dirasakan sekarang, tapi di masa yang akan datang. Dalam jangka pendek, pendidikan dan kesehatan gratis bisa mengurangi beban belanja warga miskin,” ujar doktor bidang ekonomi itu.

Lebih lanjut Amir menjelaskan, masalah kemiskinan erat kaitannya dengan mentalitas masyarakat yang selalu ingin dibantu. Mentalitas itu menjadi kendala utama dalam pengentasan kemiskinan.

“Mental miskin ini lebih sulit ditangani dibanding menangani kemiskinan itu sendiri. Oleh sebab itu peran seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan demi membangun Gorontalo yang lebih maju dan sejahtera,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah (BAPPPEDA) Provinsi Gorontalo Budiyanto Sadiki penurunan presentasi kemiskinan dalam tiga tahun terakhir sudah cukup baik.

Sejak tahun 2017 presentasi kemiskinan masih di angka 17,65 persen, 2018 turun 16,81 persen dan tahun 2019 turun jadi 15,52 persen.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019