Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara mulai menangani krisis air bersih yang melanda Kecamatan Ponelo Kepulauan, khususnya yang berada di depan pelabuhan Kwandang.

Kepala Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air Minum (BLU-SPAM) Gorontalo Utara, John Kasim, Kamis, mengaku, pihaknya mulai mendistribusikan kebutuhan air bersih untuk masyarakat di empat desa yang ada di kepulauan ini.

"Sebenarnya distribusi air bersih ini sudah dilakukan sejak pekan lalu, namun keterbatasan komunikasi menyebabkan tidak seluruh masyarakat mengetahuinya," ujar John.

Ia mengaku, langsung melaksanakan instruksi bupati Indra Yasin, untuk menyuplai kebutuhan air bersih di seluruh wilayah Ponelo Kepulauan, namun masyarakat diminta menjemputnya langsung di dermaga pelabuhan Kwandang.

Sebab pihaknya terkendala dengan transportasi untuk mengangkut air ke pulau ini. Sehingga masyarakat diminta membawa galon, ember ataupun wadah yang dapat menampung air untuk dibawa ke rumah masing-masing menumpang taksi perahu.

Sejauh ini kata John, kebutuhan air untuk masyarakat sudah mampu terpenuhi meski belum optimal sebab kendala transportasi laut cukup menghambat warga mengangkut air dalam jumlah banyak.

Ia memastikan, hingga musim kemarau berakhir, distribusi air bersih ke wilayah ini akan terus dilakukan.

Sementara itu, Camat Ponelo Kepulauan, Ajuba Thalib mengaku, sudah sekitar lima bulan kekeringan di wilayah ini menyebabkan seluruh mata air bahkan sumur tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih, khususnya mandi dan cuci bagi masyarakat.

Sebelumnya, satu-satunya sumur yang diandalkan di Desa Ponelo bisa memenuhi kebutuhan masyarakat meski pembagiannya diatur sesuai jadwal dan dibatasi jumlah untuk setiap rumah tangga.

Namun sumur tersebut telah kering, sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan cuci dan mandi maupun keperluan rumah tangga lainnya.

Selain itu air untuk minum yang dibeli dari hasil penyulingan air laut seharga Rp1.000 per galon, yang biasanya dijual Rp3.000 per galon.

Itupun air yang dihasilkan setiap hari sangat terbatas, tidak lebih dari seratus galon. Ajuba sendiri mengaku terpaksa membeli air kemasan untuk memenuhi keperluan saat berada di kantor camat.

"Untuk buang air kecil saja, saya dan staf terpaksa menggunakan air kemasan saat berada di kantor," ujarnya.

Ia berharap, pemerintah daerah bersikap sangat serius mengatasi krisis air bersih di wilayah ini, agar kebutuhan masyarakat bisa teratasi.

Apalagi beberapa proyek pembangunan infrastruktur sedang berjalan di pulau ini, menyebabkan pihak pelaksana terpaksa membeli air di wilayah Kecamatan Kwandang.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014