Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Hingga tahun 2013, Provinsi Gorontalo masih memiliki 15.123 warga berusia 15-59 tahun yang buta aksara atau tidak bisa baca, tulis dan hitung.

Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, Kamis, mengatakan, untuk menurunkan angka buta aksara, pihaknya mengikutsertakan 3.000 warga dalam program keaksaraan dasar.

"Kami harus melakukan intervensi dengan APBD tahun 2014, agar jumlahnya berkurang," ungkap wagub saat puncak Peringatan Hari Aksara Internasional ke-49 di Provinsi Gorontalo.

Ia mengakui ada penurunan jumlah buta aksara dibanding tahun-tahun sebelumnya, berkat kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, daerah dan dukungan lembaga lain.

Menurutnya, lembaga atau organisasi yang paling berperan yakni PKK, PKBM, LSM SKB dan organisasi kemasyarakatan.

"Kami berupaya memenuhi target jumlah buta aksara sesuai Deklarasi Dakkar tentang pendidikan untuk semua atau Education For All," tambahnya.

Namun demikian Idris mengingatkan, perlunya upaya percepatan penurunan angka tuna aksara melalui langkah strategis, yaitu dengan memprioritaskan program pengetasan di kantong-kantong wilayah yang masih memiliki tuna aksara tinggi.

Pada peringatan HAI ke 49, dilakukan penyerahan insentif triwulan III kepada 780 kader PAUDNI se Provinsi Gorontalo.

Wagub mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan melalui pemberian honor atau insentif bagi pendidik PAUD Non PNS.

Dengan cara itu ia berharap dapat meningkatkan kesejahteraan dan memotivasi para pendidik dalam melaksanakan tugas serta pengabdiannya pada masyarakat.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014