Usaha Kecil Menengah (UKM) milik Nining Mantali di Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango memanfaatkan limbah sebagai bahan dasar pembuatan bros karawo.

"Semua berawal dari hobi untuk menciptakan kerajinan tangan dari limbah rumah tangga, ternyata setelah banyak orang yang tahu dan berminat dengan hasilnya, akhirnya saya mulai menekuninya dan memproduksi lebih banyak lagi untuk dijual," jelasnya.

Selain bros, dirinya juga memproduksi keranjian tangan lainnya yang juga berbahan dasar limbah di antaranya jepit rambut, gantungan kunci polopalo, tas dan bunga plastik.

"Kita juga memanfaatkan limbah organik seperti pelepah pisang, eceng gondok, kulit telur dan limbah non organik seperti botol plastik bekas," ungkapnya.

Aksesori dan souvenir tersebut setiap satuannya dijual dari harga Rp15 ribu hingga Rp30 ribu. Sedangkan harga tas dari eceng gondok sendiri berkisar dari harga Rp35 ribu sampai Rp500 ribu.

"Hasil kerajinan tangan saya hingga kini sudah terjual hingga ke setiap kabupaten yang ada di Gorontalo dan rencananya tanggal 26 September akan di bawa ke Chili, Amerika Selatan dan produk yang dibawa adalah wadah seperti baki yang terbuat dari eceggondok dan pelepah pisang," ujarnya.

Ia juga melibatkan anak-anak sekolah yang keluarganya memiliki ekonomi lemah di sekitar UKM untuk dapat membantu dalam memproduksi kerajinan berbahan dasar limbah itu.

"Jadi mereka sudah bisa punya uang jajan sendiri dari hasil membantu membuat kerajinan tangan milik saya," jelasnya lagi.

Ia berharapan agar ke depan limbah yang belum termanfaatkan dapat didaur ulang menjadi produk kerajinan lainnya yang juga memiliki nilai jual.

Pewarta: Dian Bawenti

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019