DPRD Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ingin memproduksi arang batok kelapa.

"Peluang pasarnya sangat besar, potensi batok kelapanya sangat tinggi, jika pelaku UMKM di daerah ini tertarik mengembangkannya, maka mereka perlu didukung," ujar Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Partai Golkar, Hamzah Sidik Djibran, di Gorontalo, Jumat.

Menurutnya, produksi kelapa di daerah itu cukup tinggi. Dari pantauan udara, seluruh wilayah ini didominasi tanaman kelapa.

"Jika masyarakat khususnya pelaku UMKM ingin memproduksi seluruh bagian dari kelapa, termasuk batoknya untuk menjadi arang dengan nilai ekonomis tinggi, maka tidak ada alasan untuk tidak memberikan dukungan, seperti yang sementara diuji coba para petani kelapa juga pelaku UMKM di Desa Jembatan Merah, Kecamatan Tomilito. Saya sudah meninjau lokasi tersebut dan melihat uji coba yang dilakukan,"  ujar Hamzah.

 Hal penting yang perlu diperhatikan para perajin arang batok kelapa, adalah mempersiapkan ruang terbuka hijau untuk tangkapan limbah asap. Hal  itu harus dipersiapkan awal, agar seiring waktu limbah asap yang dihasilkan tidak akan mengganggu udara di area pemukiman.

"Limbah asap menjadi tantangan besar bagi para pelaku usaha arang batok kelapa," ungkapnya.
 
Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Golkar, Hamzah Sidik Djibran, saat mengunjungi lokasi uji coba pembuatan arang batok kelapa di Desa Jembatan Merah, Kecamatan Tomilito., Gorontalo Utara. (ANTARA/Susanti Sako/HO)

Ia meminta para perajin agar sebisa mungkin menempatkan usahanya jauh dari lokasi pemukiman, serta rajin menanam pohon di sekitar tempat pengolahan.

Jika produksi tersebut berhasil, kata Hamzah, maka perajin bisa bekerja sama dengan petani kopra untuk mendapatkan batok kelapa yang terbuang percuma.

Hamzah mengaku optimistis, industri pengolahan arang batok kelapa, akan berdampak pada harga jual kelapa yang sangat rendah.

"Jika kerajinan arang batok kelapa maupun usaha lainnya yang memanfaatkan kelapa sebagai bahan baku mengalami lonjakan permintaan, diyakini akan berdampak pada naiknya harga kelapa di tingkat petani yang masih dibawah Rp1.000 per buah," ujarnya.

Selain itu kata Hamzah, petani pun akan terus bersemangat menanam kelapa. 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019