Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo Suryono, Rabu, menilai, pengelolaan anggaran oleh pemerintah daerah dalam beberapa tahun terakhir belum optimal, yang tampak dari penyerapan anggaran dan kualitas belanja daerah.

Menurutnya, belanja pemda menghasilkan pola belanja dengan karateristik yang rendah di semester awal, dan menumpuk di akhir tahun anggaran berjalan.

Ia mencontohkan, di Provinsi Gorontalo pada semester awal tahun 2014 penyerapan anggaran oleh pemprov belum sesuai dengan target yang ditetapkan di awal tahun anggaran.

Realisasi penggunaan APBN Provinsi Gorontalo semester pertama hanya 31,38 persen, lebih rendah dari target pagu Daftar Isian Pengguanaan Anggaran (DIPA) 2014 sebesar 40 persen.

Sementara pada periode yang sama penyerapan belanja anggaran dari APBD hanya 34,52 persen dari pagu belanja APBD 2014.

Sementara untuk belanja modal, dari sisi APBN baru terealisasi 24,22 persen di semester pertama, dan belanja modal APBD 17,60 persen.

Ia menilai rendahnya penyerapan belanja modal ini menyebabkan fungsi belanja pemerintah untuk merealisasikan pembangunan di Gorontalo menjadi tidak optimal.

Kondisi tersebut memperlambat pembangunan ekonomi terutama berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur memadai.

Meski demikian ia memberi apresiasi kepada Pemprov Gorontalo atas komitmennya dalam menyajikan data realisasi anggaran secara terbuka kepada masyarakat melalui layar di kantor gubernur maupun media massa.

"Monitoring terhadap dana pemerintah daerah yang belum digunakan menjadi penting untuk diinformasikan, untuk mendorong perencanaan anggaran yang lebih baik, tepat watu dan pelaksanaan program kerja yang disiplin," tambahnya.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014