Kanker kolorektal (usus besar dan rektum) bisa dicegah melalui gaya hidup sehat, salah satunya konsumsi sayuran dan buah, menurut studi dalam jurnal Cancers.
Peneliti dari South Dakota State University, Brookings menemukan, flavonoid yang terdapat dalam buah dan sayuran seperti blackberry, blueberry, anggur merah, apel, bawang merah, brokoli, delima, stroberi, aprikot, kol merah dan kulit terong ungu, cokelat dan teh berperan di sini.
Menurut mereka, asam 2,4,6-trihydroxybenzoic (2,4,6-THBA)--senyawa yang diproduksi ketika bakteri usus memecah flavonoid--menghambat enzim yang terlibat dalam pembelahan sel. Temuan ini muncul saat tim peneliti mempelajari aspirin.
"Didorong oleh temuan ini, kami berhipotesis 2,4,6-THBA mungkin menjadi kontributor sifat pencegahan kanker dari flavonoid. Eksperimen selanjutnya membuktikan senyawa ini menghambat pertumbuhan sel kanker," tutur Jayarama Gunaje, salah satu peneliti seperti dilansir Medical News Today.
Meskipun begitu, para peneliti berpendapat menunjukkan kemanjuran senyawa 2,4,6-THBA sebagai penghambat sel kanker sangat penting. Pengujian pada hewan dan uji klinis perlu dilakukan.
"Karena mikroflora usus berkontribusi terhadap degradasi flavonoid dalam usus, kami sedang dalam proses mengidentifikasi spesies bakteri spesifik yang dapat menghasilkan 2,4,6-THBA. Bakteri ini kemudian dapat digunakan sebagai probiotik bersama dengan suplemen flavonoid untuk pencegahan kanker," tutur Gunaje.
Di seluruh dunia, lebih dari 1 juta orang terdiagnosis kanker kolorektal setiap tahun.
Ada sereret faktor risiko kanker yang perlu diwaspadai, termasuk diet yang kaya daging merah, seperti daging sapi, domba atau babi dan daging olahan, lalu kelebihan berat badan dan obesitas.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
Peneliti dari South Dakota State University, Brookings menemukan, flavonoid yang terdapat dalam buah dan sayuran seperti blackberry, blueberry, anggur merah, apel, bawang merah, brokoli, delima, stroberi, aprikot, kol merah dan kulit terong ungu, cokelat dan teh berperan di sini.
Menurut mereka, asam 2,4,6-trihydroxybenzoic (2,4,6-THBA)--senyawa yang diproduksi ketika bakteri usus memecah flavonoid--menghambat enzim yang terlibat dalam pembelahan sel. Temuan ini muncul saat tim peneliti mempelajari aspirin.
"Didorong oleh temuan ini, kami berhipotesis 2,4,6-THBA mungkin menjadi kontributor sifat pencegahan kanker dari flavonoid. Eksperimen selanjutnya membuktikan senyawa ini menghambat pertumbuhan sel kanker," tutur Jayarama Gunaje, salah satu peneliti seperti dilansir Medical News Today.
Meskipun begitu, para peneliti berpendapat menunjukkan kemanjuran senyawa 2,4,6-THBA sebagai penghambat sel kanker sangat penting. Pengujian pada hewan dan uji klinis perlu dilakukan.
"Karena mikroflora usus berkontribusi terhadap degradasi flavonoid dalam usus, kami sedang dalam proses mengidentifikasi spesies bakteri spesifik yang dapat menghasilkan 2,4,6-THBA. Bakteri ini kemudian dapat digunakan sebagai probiotik bersama dengan suplemen flavonoid untuk pencegahan kanker," tutur Gunaje.
Di seluruh dunia, lebih dari 1 juta orang terdiagnosis kanker kolorektal setiap tahun.
Ada sereret faktor risiko kanker yang perlu diwaspadai, termasuk diet yang kaya daging merah, seperti daging sapi, domba atau babi dan daging olahan, lalu kelebihan berat badan dan obesitas.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020