Pekanbaru (ANTARA GORONTALO) - Mario Steven Ambarita, pelaku penyusupan
pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru tujuan Jakarta pada Selasa
(7/4), kabur dari rumah orang tuanya di Bagan Sinembah, Rokan Hilir,
Riau.
Kaburnya Mario tersebut dibenarkan oleh kuasa hukum keluarga,
Mangiring Sinaga kepada ANTARA News melalui telepon seluler di
Pekanbaru, Sabtu.
"Mario diperkirakan kabur pada Jumat (17/4) sekitar pukul 01.00 dinihari," kata Maringin.
Saat ini, lanjutnya, pihak keluarga telah melaporkan kaburnya Mario
ke Kepolisian Sektor Bagan Sinembah, namun belum dapat diproses sebelum
masa satu kali 24 jam.
"Tadi pagi kita laporkan kaburnya Mario, namun karena sifatnya
orang hilang belum dapat diproses sebelum satu kali 24 jam," lanjutnya.
Mangiring mengatakan, sebelum kabur, Mario tidak ada menunjukkan
tanda-tanda bahwa dirinya akan kabur dari rumah. Apalagi, pihak keluarga
akan mengadakan upacara syukuran tradisional (upah-upah).
"Tidak
ada tanda-tanda Mario akan kabur, karena setelah dia kembali kerumahnya
dia terlihat semangat. Terlebih kita sempat adakan upacara upah-upah ke
dia," katanya.
Sebelumnya Mario sempat ditahan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Kementerian Perhubungan, namun ia diserahkan ke orang tuanya pada Selasa
(14/4) lalu, karena hukuman yang diterima Mario dibawah lima tahun.
Mario adalah warga asal Rokan Hilir, Riau, ditemukan petugas
bandara saat pesawat parkir di Bandara Soekarno-Hatta, Banten. Pria
berusia 21 tahun itu membobol keamanan ketat Bandara SSK II Pekanbaru
untuk masuk ke ruang roda belakang pesawat Garuda Indonesia tujuan
Jakarta.
Pria asal Jalan Kihajar Dewantara Desa Bagan Batu Kecamatan
Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau itu menjadi penumpang
gelap dan sempat terbang lebih dari satu jam hingga pesawat mendarat
lagi di Bandara Soekarno-Hatta.
Mario "si penyusup Garuda" kabur dari rumah orang tua
Sabtu, 18 April 2015 16:00 WIB