Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Tak melulu masalah cuaca, cahaya yang sangat
tipis juga menjadi ganjalan dalam pengamatan hilal untuk menentukan 1
Syawal 1436 H, kata Kepala Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan
Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin.
Thomas nengatakan, hilal yang terlalu rendah atau terlalu dekat dengan matahari sulit untuk diamati karena kalah terang.
"Masalah
utama rukyat atau pengamatan hilal selain cuaca adalah masalah kontras
cahaya hilal yang sangat tipis dan redup dengan cahaya senja. Hilal yang
terlalu rendah atau terlalu dekat dengan matahari sulit teramati karena
kalah terang," ujar Thomas kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Menurut
dia, selama ini para pengamat hilal menggunakan teleskop yang berpandu
dengan komputer dan dilengkapi kamera digital untuk memperjelas hilal.
"Teleskop
yang berpandu komputer dan dilengkapi kamera digital serta sistem olah
citra sudah banyak digunakan oleh para pengamat hilal," kata Thomas.
Namun,
alat ini tidak bisa meningkatan kontras, sedangkan penggunaan filter
untuk meningkatkan kontras cahaya terkendala, karena ada kemiripan
pancaran cahaya hilal dan cahaya senja.
Mengenai penetapan 1
Syawal 1436 H, Thomas mengungkapkan, posisi bulan di Indonesia pada
Maghrib 16 Juli 2015 secara umum terlalu rendah sehingga hilal kalah
terang dari cahaya senja.
"Tingginya kurang dari 3 derajat dan
terlalu dekat matahari dengan jarak bulan-matahari kurang dari 6 derajat
dengan umur 9,5 jam. Posisi itu menyebabkan hilal kalah terang dari
cahaya syafak (cahaya senja)," ungkap dia.
Melihat ini, maka
memunculkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, ada saksi yang melihat
dan bersedia disumpah. Secara astronomi kesaksian ini ditolak, namun
secara syar'i mungkin sidang menerimanya.
"Bila disepakati dalam sidang, Menteri Agama akan memutuskan 1 Syawal 1436 H jatuh pada Hari Jumat, 17 Juli 2015," kata Thomas.
Kemungkinan kedua, tidak ada kesaksian hilal atau jika kesaksian namun ditolak.
Bila hal ini terjadi, Menteri Agama akan memutuskan 1 Syawal 1436 H jatuh pada Sabtu, 18 Juli 2015.
Thomas
menambahkan, penentuan 1 Syawal 1436 H saat ini baik oleh LAPAN, PBNU,
Muhammadiyah kemungkinan akan seragam, karena masing-masing sudah
menggunakan software astronomi yang sama.
Kontras cahaya ganjal pengamatan hilal di Indonesia
Kamis, 16 Juli 2015 19:16 WIB