Jakarta (ANTARA GORONTALO) - "Sekarang sudah tidak ngontrak, jauh lebih bisa
menentukan arah perjuangan dan mengambil keputusan politik. Lebih nyaman
kalau punya partai sendiri."
Begitu kira-kira ucapan Ketua Umum Partai Islam Damai Aman
(Idaman) Rhoma Irama ketika ditanya tentang keputusannya mendirikan
partai baru bernafaskan Islam dan Pancasila bernama Partai Idaman.
Sebelumnya, Rhoma telah malang melintang sebagai kader dari partai yang tidak dibentuknya sendiri.
Tercatat, Rhoma pernah menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan
tahun 1977 atau di masa awal dirinya menimba ilmu politik, lantas sempat
beralih ke Partai Golkar di penghujung era orde baru dan kemudian
kembali ke PPP.
Rhoma juga tercatat sempat berhasil masuk parlemen tahun 90-an
hingga terakhir digadang sebagai calon presiden 2014 oleh Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB), namun kandas.
Kini, Rhoma menorehkan sejarah baru dunia politik nasional, dengan mendirikan rumah politiknya sendiri, Partai Idaman.
Menurut seniman musik berjuluk Raja Dangdut itu, ide pembentukan
Partai Idaman berangkat dari adanya suatu keterpanggilan jiwa untuk bisa
memberikan kontribusi bagi agama, bangsa dan negara secara konkret.
"Memberikan kontribusi kepada agama, bangsa dan negara itu kan
harus melalui partai agar lebih konkret," terang Rhoma kepada Antara di
Jakarta.
Lewat Partai Idaman si Raja Dangdut bertekad menyatukan umat Islam
di seantero negeri dalam bingkai Pancasila dan memberangus stigma
negatif kalangan inernasional terhadap Islam.
"Sekarang ini umat Islam diselimuti islamophobia di mana nonmuslim
takut terhadap umat Islam yang dicap sebagai teroris dan intoleran.
Sebaliknya umat Islam menjadi takut menunjukkan identitasnya," ujar
Rhoma.
Maka dari itu kemudian muncul ide membentuk partai bernama Islam
Damai Aman yang maksudnya untuk menekankan bahwa Islam adalah agama yang
toleran, dan umatnya bukan lah teror bagi dunia.
"Karena itu manifesto partai ini adalah menampilkan citra Islam
yang rahmatan lil alamin dan membangun Indonesia yang pancasilais,
artinya, melalui Partai Idaman saya ingin buktikan kepada Indonesia dan
dunia bahwa Islam bukan teroris dan bukan agama intoleran," jelas dia.
Dengan partai yang lingkupnya nasional, Rhoma optimistis tujuan
mulia partainya mengembalikan stigma positif kalangan internasional
terhadap Islam tetap dapat tercapai.
"Indonesia itu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Partai
Idaman akan mengakomodasi seluruh ormas Islam dari berbagai mazhab di
Indonesia, dan dengan perkembangan teknologi yang ada, tentu peristiwa
politik di suatu negara dapat diketahui dengan mudah oleh negara lain,"
jelas Rhoma Irama.
Dia mengatakan di dunia luar, umat Islam terlibat perang saudara. Baik itu di Yaman, Suriah, maupun Mesir.
Hal-hal demikian tidak boleh terjadi di Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beragam suku dan agama.
Partai Idaman menyatakan bakal berupaya mewujudkan ukhuwah
islamiyah atau persaudaraan dalam Islam. Sesuai dengan bunyi sila ke
tiga Pancasila, Persatuan Indonesia.
"Ukhuwah islamiyah ini sebetulnya yang merupakan jati diri Islam
sesungguhnya. Kami berharap citra Islam tidak ternodai lagi," kata dia.
Deklarasi Partai
Upaya mengukuhkan Partai Idaman akan
dilakukan melalui deklarasi nasional pada Rabu, 14 Oktober 2015 di Tugu
Proklamasi, Jakarta Pusat dan dipimpin langsung oleh Rhoma Irama.
Menurut pelantun lagu "Judi" ini, salah satu keunikan deklarasi
tersebut, dirinya bakal berorasi visi-misi partainya melalui lantunan
lagu.
Rhoma menekankan orasi melalui lantunan lagu akan lebih efektif
dalam memberikan masukan positif kepada kader dan masyarakat luas.
Berdasarkan observasinya sebagai seorang seniman musik dangdut selama
ini, bait -bait kata yang didendangkan dalam lagu menjadi sarana efektif
menginspirasi seseorang.
"Orasi ketua umum biasanya secara oral, secara diucapkan, tapi
karena saya sebagai seorang seniman, maka akan menyampaikan visi-misi
melalui lagu yang puluhan tahun lalu sudah saya ciptakan," jelas dia.
Menurut dia, beberapa lagu yang dapat dijadikan materi orasinya
nanti seperti lagu "Persatuan Nasional", lagu "Reformasi", lagu
"Indonesia" dan lagu "Pembaharuan".
"Lagu menurut observasi saya efektif. Misalnya, pernah ada yang
bilang berhasil berhenti minum-minuman keras karena mendengar lagu saya
yang berjudul Mirasantika," ujar Rhoma.
Rhoma juga menyampaikan sengaja memilih tanggal 14 Oktober 2015
untuk deklarasi partai karena bertepatan dengan tanggal 1 Muharam yang
mencerminkan komitmen Partai Idaman mengusung manifesto Islam rahmatan
lilalamin.
Sedangkan lokasi Tugu Proklamasi menandakan Partai Idaman tetap akan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
"Momentum dan lokasi deklarasi memang saya sesuaikan betul agar mencerminkan manifesto Partai Idaman," terangnya.
Dalam acara deklarasi tersebut Partai Idaman juga akan mengumumkan
nama-nama struktur pengurus partainya. Menurut Rhoma sejumlah pengurus
Partai Idaman ada yang merupakan mantan kader partai lain.
"Tapi dalam strukur Partai Idaman ada yang spesifik, di mana di
samping ada dewan pembina, kami juga ada dewan syuro. Umumnya partai
Islam hanya ada dewan syuro tanpa dewan pembina," ujar dia.
Saat ini Partai Idaman sudah eksis di 34 provinsi. Berdasarkan
pengakuan Sekjen Partai Idaman Ramdansyah Bakir, Partai Idaman telah
didaftarkan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sekitar tiga
pekan lalu.
Persetujuan eksistensi Partai Idaman akan diumumkan setelah 9
Oktober 2016. Rhoma menyatakan partainya akan turut mewarnai kontestasi
Pilpres 2019.
Rhoma Irama dan rumah politiknya
Selasa, 13 Oktober 2015 10:52 WIB