Semarang (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Pemerintah Provinsi Jateng mendukung usulan nama Mayor Jenderal Dr dr R. Soeharto yang merupakan dokter pribadi Ir. Soekarno menerima gelar pahlawan nasional dari pemerintah Republik Indonesia.
"Dokter pribadi Bung Karno itu memiliki kontribusi yang panjang dalam proses dan penataan negara Indonesia pada awal kemerdekaan," kata Ganjar di Semarang, Selasa.
Ganjar mengungkapkan beberapa waktu lalu keluarga dari Dr Soeharto telah memberikan dokumen yang cukup tebal kepada Pemprov Jateng.
Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut, lanjut Ganjar, dapat dilihat catatan perjalanan Dr Soeharto yang sangat panjang dan luar biasa.
"Beliau dari Solo dan aktivitasnya sangat luar biasa, beberapa kali serial diskusi pernah dilakukan sampai menghasilkan dokumen itu dan hari ini ada seminar. Biasanya memang ada uji akademis, termasuk perjalanan beliau. Dr Soeharto, berkontribusi untuk bangsa dan negara," ujar Ganjar usai memberikan sambutan dalam acara Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional Mayor Jenderal Dr dr R. Soeharto secara daring di Semarang.
Ganjar menyebutkan perjalanan dan kontribusi Dr Soeharto, antara lain menjadi dokter pribadi Bung Karno dan Bung Hatta sejak tahun 1942.
"Selama bertugas, Dr Soeharto selalu menemani Bung Karno berkeliling ke seluruh dunia. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Kepala Bappenas di Kabinet Soekarno," katanya.
Dr Soeharto yang meninggal pada tahun 2000 tercatat sebagai salah satu pendiri bank pertama di Indonesia, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), sekaligus turut andil dalam pembangunan kawasan Sarinah Thamrin Jakarta, dan Hotel Indonesia.
Pada awal kemerdekaan beliau juga berperan sebagai bendahara yang mengelola dana penyelenggaraan pemerintahan, karena pada masa itu lembaga-lembaga negara belum sepenuhnya fungsional.
Pada tahun 1950, Dr Soeharto tercatat menjadi salah satu penggagas berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus pelopor yang menginisiasi program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia.
Kemudian dalam perkembangan program KB itu muncul Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 1957 dan Dr Soeharto didapuk menjadi ketua pertama PKBI.
"Menurut saya ini sangat luar biasa, tidak hanya itu, beliau juga banyak terlibat dalam proses-proses menuju penataan negara dan bangsa pada awal kita merdeka, sehingga kontribusinya cukup panjang," katanya.
Hal yang unik, lanjut Ganjar, beliau itu doktor dan pernah menjadi menteri non-kesehatan dan Mayor Jenderal kehormatan. "Itu tidak mungkin bisa diberikan kalau tidak memiliki talenta dan jasa yang hebat," ujarnya.