Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, Presiden
Joko Widodo akan mengambil keputusan terbaik soal pengembangan Blok
Masela di Laut Arafura, Maluku.
"Tidak usah berpolemik. Pihak-pihak yang pura-pura berjuang untuk
rakyat, yang menipu, yang suka mengklaim paling tahu, yang mau coba
mengganti investor Masela, berhentilah membohongi rakyat. Karena suatu
saat akan terbongkar juga," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Presiden,
lanjutnya, tentunya akan mengambil keputusan yang memberi manfaat
maksimal bagi masyarakat Maluku, Indonesia, dan banyak pihak lainnya.
Sudirman mengatakan, saat ini, proses pembahasan keputusan pengembangan Blok Masela masih terus diupayakan pemerintah.
Menurut dia, dirinya beserta jajaran telah melaksanakan amanah
Presiden untuk menganalisis pengembangan wilayah di Provinsi Maluku
terutama Maluku bagian selatan, sehingga hasil Blok Masela memberikan
kesejahteraan bagi Indonesia terutama Provinsi Maluku.
"Kami juga telah melaporkan mengenai dua skenario pengembangan Blok
Masela. Informasi tersebut terutama mengenai bagaimana dampak bagi
pengembangan wilayah di Maluku bagian selatan dan berapa besar investasi
yang dibutuhkan bila di onshore maupun offshore," tuturnya.
Terkait dengan kesiapan pemerintah dan masyarakat Maluku, Sudirman
menambahkan, dirinya terus berkomunikasi dengan pemerintah beserta
masyarakat Maluku.
"Gubernur Maluku sudah menyampaikan bahwa beliau setuju dan
mendukung apapun keputusan dan kebijakan Presiden terhadap Blok Masela
dan beliau siap untuk melakukan sosialisasi kepada rakyat Maluku bila
keputusan sudah diambil," ujarnya.
Keputusan pengembangan Blok Masela akan dilakukan sendiri oleh Presiden mengingat nilai investasi dan dampak yang besar.
Sementara, sesuai regulasi, pengembangan suatu blok migas sebenarnya cukup diputuskan oleh Menteri ESDM.
Presiden akan memutuskan apakah pengembangan Masela itu memakai
skema kilang terapung (floating liquified natural gas/FLNG) atau darat
(onshore liquified natural gas/OLNG).
Kedua skema tersebut mempunyai plus dan minus masing-masing.
Blok Masela dikembangkan kontraktor asal Jepang, Inpex Masela Ltd
yang sekaligus sebagai operator dengan kepemilikan partisipasi 65 persen
dan Shell Corporation mempunyai 35 persen.
Sudirman Said: presiden ambil keputusan terbaik soal Blok Masela
Sabtu, 27 Februari 2016 19:23 WIB