Gorontalo (ANTARA) - Guru dan siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Bone Raya Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo sangat menginginkan ruang kelas baru dan layak untuk ditempati selama proses belajar mengajar.
Salah satu guru di SDN 1 Bone Raya Riskawati Pakaya di Gorontalo, Kamis, mengatakan sejak bangunan sekolah mereka hancur diterjang banjir bandang pada Tahun 2020, untuk sementara waktu proses belajar mengajar dilakukan di salah satu rumah warga setempat.
"Kemudian kami pindah lagi ke rumah dinas guru, dan sejak bulan Juni 2024, kami pindah ke bangunan masjid yang sudah tidak dipakai," kata Riskawati.
Ia mengatakan untuk SDN 1 Bone Raya ini terdapat 61 siswa yang duduk dibangku kelas satu sampai kelas enam, serta dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang membawahi delapan orang tenaga pendidik serta dua tenaga administrasi.
Sejak sekolah yang lama tidak bisa difungsikan lagi, kata dia, mereka harus berpindah-pindah sehingga kebanyakan siswa merasa jenuh dan memilih keluar dari sekolah tersebut atau pindah ke sekolah lainnya.
Belum lagi saat ini pada bangunan masjid yang disewa menggunakan uang sumbangan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bone Bolango. Setiap bulan sebagai ruang kelas bersama hanya terdapat sedikit sekat untuk memisahkan ruang kelas yang satu dengan lainnya.
Sementara hal lain yang menjadi kendala dalam proses belajar mengajar adalah tidak semua kelas memiliki kursi dan meja belajar, sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi para siswa dalam proses belajar.
"Kami benar-benar memerlukan sekolah yang layak, bahkan hal ini telah kami sampaikan kepada pemerintah daerah, namun sampai saat ini belum juga terealisasi," kata Riskawati.
Kepala Dinas Pendidikan Bone Bolango Andriean Andjar mengatakan pemerintah daerah (pemda) sejak Tahun 2021 telah berupaya maksimal dalam memperjuangkan pembangunan gedung sekolah yang baru, namun usulan yang disampaikan ke pusat belum mendapatkan respon.
"Kendala yang kita hadapi yakni belum adanya anggaran dari pemerintah pusat, sehingga masih terus tertunda," kata Andriean.
Rencananya pada tahun ini pemda telah siap membangun kembali bangunan sekolah yang baru, namun dengan konsep yang berbeda, yakni sekolah alam.*