Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta PM Belanda
Mark Rutte membantu kelancaran negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi
Menyeluruh atau "Comprehensive Economic Partnership Agreement" (CEPA)
antara Indonesia dan Uni Eropa.
"Kita akan mulai negosiasi tahun depan dan Presiden berharap agar
negosiasi ini ada fleksibilitas karena yang namanya negosiasi ini kalau
keras-kerasan tidak akan ada hasil," kata Menlu Retno LP Marsudi ketika
menjelaskan hasil pertemuan Presiden Jokowi dengan PM Belanda Mark Rutte
di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Retno menilai pertemuan dua pimpinan negara itu sangat konkret dengan fokus di bidang ekonomi.
"Ada beberapa hal yang dibahas di bidang ekonomi, yang utama
mengenai CEPA antara Indonesia dan UE. Oleh karena itu Presiden meminta
Belanda membantu agar jalannya negosiasi bisa lancar dan yang juga
dipastikan Presiden agar hasil negosiasi ini menguntungkan rakyat kedua
pihak, baik Indonesia maupun Uni Eropa," kata Retno.
Mengenai permintaan UE agar tarif pajak terkait perdagangan sebesar
nol persen, Retno mengatakan itu tergantung hasil negosiasi.
"Tantangannya nanti di situ dan nanti kita akan berunding," tegasnya.
Retno menyebutkan tawaran besaran tarif dari Indonesia sebenarnya
sudah ada dalam "scooping paper". Ia menyebutkan tidak ingat angka-angka
itu karena lebih merupakan kewenangan Kemendag dan BKPM.
"Itu lebih di Pak Enggar dan Pak Tom untuk angka detailnya. Di
scooping paper itu sudah ada indikasi berapa yang kita tawarkan kepada
mereka," ujarnya.
Lisensi Kayu
Retno menyebutkan masalah lain yang dibahas kedua pemimpin adalah lisensi ekspor kayu Indonesia ke Eropa.
"Yang tidak kalah penting, bulan November ini adalah bulan kita
me-launch lisensi untuk FLEGT. Sebagaimana tadi presiden sampaikan,
dengan lisensi tersebut, maka produk-produk kayu Indonesia pada saat
masuk ke UE sudah tidak akan diperiksa lagi," tuturnya.
Ia menyebutkan dengan lisensi itu maka kayu Indonesia di Pelabuhan
Rotterdam sebagai hub barang-barang Indonesia masuk ke UE tanpa
pemeriksaan lagi sehingga produk Indonesia memiiki nilai daya saing yang
lebih tinggi dibanding yang lain.
"Minggu depan saya akan ke Brussel untuk launching bersama lisensi mengenai FLEGT ini," jelasnya.
Menlu Retno juga menyebutkan bahwa kerja sama RI-Belanda dalam
bidang perdagangan, investasi, pariwisata, menunjukkan angka yang tinggi
untuk Eropa, yaitu di urutan 1 hingga 3.
"Presiden dan Perdana Menteri Belanda juga membahas mengenai kerja
sama untuk misalnya pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera
Utara," tambahnya.
Di bidang maritim, lanjutnya, dibahas mengenai "IUU Fishing" dan sertifikasi.
"Jadi kalau dengan Belanda hubungan kita memang sangat intensif di
bidang ekonomi dan bidangnya banyak sekali, dari perdagangan, investasi
dan pariwisata, maritime, fisheries, kehutanan, climate change, water
management dan sebagainya," papar Retno.
Presiden Jokowi minta PM Rutte bantu kelancaran negosiasi "CEPA"
Rabu, 23 November 2016 18:33 WIB