Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi
Rp13.529 dari posisi sebelumnya sebesar Rp13.509 per dolar AS.
"Dolar AS masih melanjutkan penguatannya terhadap mayoritas mata
uang utama dunia, termasuk rupiah, seiring dengan makin optimisnya
investor terhadap peningkatan suku bunga AS pada bulan Desember 2016,"
kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta,
Jumat.
Dolar AS, kata dia, juga masih didukung oleh rencana Presiden AS
terpilih Donald Trump yang akan meningkatkan belanja fiskal dan
memangkas pajak untuk memacu pertumbuhan perekonomian dan inflasi.
"Pertumbuhan ekonomi AS yang lebih cepat akan meningkatkan inflasi.
Kondisi itu dapat mendorong The Fed dapat kembali memperketat kebijakan
moneternya pada tahun 2017," katanya.
Di tengah situasi itu, lanjut dia, medorong dana-dana yang ada di
negara berkembang beralih ke Amerika Serikat yang otomatis akan
meningkatkan nilai dolar AS terhadap mata uang lainnya.
Di sisi lain, dia mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang
diperdagangkan menurun pada akhr pekan ini turut memengaruhi mata uang
komoditas, seperti rupiah.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI crude, Jumat sore (25/11),
melemah 0,88 persen ke posisi 47,54 dolar AS per barel. Sementara itu,
minyak mentah jenis brent crude turun 1,18 persen menjadi 48,42 dolar AS
per barel.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk. Reny Eka Putri mengatakan
bahwa salah satu poin yang dicermati pelaku pasar adalah besaran
kenaikan suku bunga Amerika Serikat.
Menurut dia, jika kenaikan suku bunga AS sesuai dengan proyeksi
pasar, yakni dengan kenaikan sekitar 25 basis poin, dampaknya tidak
terlalu besar karena sudah diantisipasi pasar.
Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI), Jumat, mencatat nilai tukar
rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.570 dari posisi pada hari Kamis
(24/11) sebesar Rp13.540.
Rupiah Jumat sore melemah menjadi Rp13.529
Jumat, 25 November 2016 19:13 WIB