Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Inflasi kelompok harga barang bergejolak (volatile food)
harus dijaga di rentang 4-5 persen untuk meredam tekanan inflasi di
2017 yang semakin kencang karena kenaikan harga minyak dunia dan harga
barang yang diatur pemerintah (administered prices), menurut pemerintah dan Bank Indonesia.
Gubernur BI Agus Martowardojo dalam konferensi pers rapat koordinasi di Jakarta, Rabu, mengatakan upaya menjaga inflasi volatile food
menjadi salah satu dari enam langkah strategis yang disepakati BI dan
pemerintah untuk mencapai target pengendalian inflasi di 2017 di rentang
3-5 persen.
"Untuk menjaga volatile food, kita akan perkuat infrastruktur logistik pangan di daerah khususnya pergudangan untuk stok komoditas," kata Agus.
Mewakili pemerintah dalam rapat koordinasi tersebut adalah Menteri
Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin
Nasution.
Untuk menjaga inflasi volatile food, lanjut Agus, BI dan pemerintah juga akan mengoptimalkan sistem data lalu lintas barang nasional, terutama komoditas pangan.
"Kami punya pusat informasi harga pangan startegis, di mana kami
bisa tahu setiap hari tentang 10 harga pangan paling sensitif yang
terdiri 21 varian. Kalau harga itu bisa kami kaji maka bentuk tindak
lanjut semakin bisa terukur dan tepat waktu," ujar dia.
Agus mengakui salah satu fokus paling penting dalam menjaga
inflasi adalah produksi dan pasokan komoditas pangan di daerah. Maka
itu, kata dia, Kementerian Keuangan akan mengoptimalkan instrumen dan
insentif fiskal untuk pemerintah daerah untuk menjaga stabilisasi harga.
Selain menjaga volatile food, langkah strategis kedua adalah meredam dampak lanjutan dari peningkatan tarif komponen administered prices
yang sudah diambil pemerintah pada Januari 2017, yakni kenaikan tarif
administrasi STNK dan penyesuaian harga listrik pelanggan 900 VA.
"Mesti diwaspadai adanya kemungkinan penyesuaian harga di administered prices
yang sudah dilihat adalah listrik 900 VA dan biaya pemrosesan STNK yang
kalau naik tinggi akan pengaruhi. Kami juga antisipasi penyesuaian
harga BBM," ujar dia.
Agus mengatakan langkah strategis ketiga adalah mencermati dampak
lanjutan dari rentetan kebijakan pemerintah termasuk perubahan
pemberian subsidi langsung menjadi transfer tunai seperti untuk pupuk,
rastra, dan LPG tiga kilogram.
Selain itu, lagkah kelima, peran utusan BI untuk menjaga inflasi
di daerah juga akan diperkuat dengan pembentukan Tim Pengendalian
Inflasi Nasional yang merupakan kelanjutan dari pembentukkan Tim
Pengendali Inflasi Daerah
"Langkah selanjutnya TPID dan pemerintah pusat dan daerah akan memperkuat koordinasi dengan Rakornas VIII," ujar Agus.
Sedangkan langkah keenam adalah memperkuat bauran kebijakan Bank
Indonesia untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi.
Di 2017, tekanan administered prices juga meningkat karena
potensi kenaikan harga BBM yang disebabkan kenaikan harga minyak mentah
dunia. Dari kajian BI, harga minyak dunia pada 2017 akan berada di 47
dolar AS per barel dari harga pada akhir Desember 2016 yang sebesar 45
dolar AS per barel.
BI-pemerintah jaga inflasi "volatile food" di 4-5 persen
Rabu, 25 Januari 2017 16:02 WIB