"Festival Hulonthalo merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI)," kata Ismail pada pembukaan HACF di Kota Gorontalo, Jumat.
Ia mengatakan melalui program Gernas BBI-BBWI, Kementerian Koperasi dan UKM RI menargetkan transaksi Rp50 Miliar untuk belanja pemerintah dan UMKM. Provinsi Gorontalo sendiri hingga September 2023 sudah lebih dari 100 persen dari yang ditargetkan.
“Tadi sudah disampaikan target kita untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah Rp50 miliar. Sementara baru hari pertama saja sudah ada Rp56 Miliar yang masuk, berarti ini sudah melampaui target, itu juga belum termasuk yang dua hari ke depan," kata Ismail.
Menurut Gubernur, hal itu membuktikan produk-produk UMKM Gorontalo sudah bisa mendapatkan pasar.
Selain itu, menurut dia bicara soal BBI erat kaitannya dengan pariwisata. Setiap wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat wisata di daerah manapun termasuk Gorontalo, pasti akan membawa pulang buah tangan atau suvenir. Oleh sebab itu gerakan BBI-BBWI dihadirkan sepaket, untuk kemajuan sebuah daerah.
"Intinya kegiatan ini hanya sebagai stimulan saja. Ke depan kita berharap bersama-sama dengan para wirausaha di Gorontalo, juga pemerintah, kita harus bisa memastikan di mana ada tempat wisata di situ akan ada produk lokal kita. Ini juga tidak hanya akan berhenti di provinsi, tapi juga harus sampai ke kabupaten/kota," ucap Ismail.
Penyelenggaraan HACF melibatkan 120 pelaku UMKM yang berlangsung pada 15-17 September di Grand Palace Convention Center, Kota Gorontalo.
"Pada HACF 2023 kita memamerkan produk UMKM meliputi seni, kuliner, dan busana. Kegiatan ini juga diisi dengan sosialisasi, temu bisnis, peragaan busana dan lain-lain," ucap Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Gorontalo Dian Nugraha.
Dia berharap GBBI-GBBWI itu dapat membantu pengembangan dan meningkatkan omzet UMKM untuk mendukung pariwisata dan industri kreatif baik itu fesyen, kerajinan, dan olahan pangan yang memiliki nilai tambah tinggi dan berpotensi ekspor.
