Moskow/Podgorica (ANTARA GORONTALO) - Kremlin pada Senin membantah tudingan
"tidak bertanggung jawab" oleh pemerintahan Montenegro, yang mengatakan
Rusia terlibat dalam upaya pembunuhan perdana menteri negara pecahan
Yugoslavia itu.
Jaksa Agung Montenegro, Milivoje Katnic, Minggu, menuding Moskow
terlibat dalam persekongkolan tersebut pada Oktober tahun lalu. Dia
menduga tujuan Rusia menaikkan seorang tokoh oposisi ke kekuasaan
sekaligus mencegah penyatuan negara pecahan Yugoslavia tersebut ke dalam
NATO.
"Sekarang, kami tahu bahwa sejumlah lembaga negara Rusia terlibat.
Kini terserah kepada lembaga tersebut menyelidiki hal itu," kata dia
kepada stasiun televisi Prva TV.
Saat menanggapi tudingan tersebut, Kremlin membantah dan menyebutnya
konyol. Mereka juga membantah mencampuri urusan dalam negeri
Montenegro.
"Itu tudingan sangat berbahaya. Mereka mengeluarkan tudingan tidak
bertanggung jawab karena tidak didukung oleh informasi yang terpercaya,"
kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan.
Pada 16 Oktober, saat penduduk Montenegro menggunakan hak mereka
memilih anggota parlemen, petugas menangkap 20 orang dari negara
tetangga Serbia karena diduga merencanakan serangan bersenjata.
Sejumlah partai oposisi menuding pemerintah, yang memenangi pemilu,
telah sengaja menciptakan kudeta tersebut untuk menggalang kekuasaan di
negara anggota termuda NATO tersebut.
Sementara itu, menurut sejumlah media, Rusia saat ini tengah mencoba
untuk mencegah negara-negara tetangga mereka di perbatasan bagian barat
--seperti, Serbia, Montenegro, dan Ukraina-- untuk bergabung lebih jauh
ke dalam NATO.
Negara tersebut adalah pertahanan terakhir Rusia dari ancaman NATO
dan berperang penting dalam kemenangan Moskow pada Perang Dunia II
melawan persekutuan Jerman.
Di negara Balkan --di antaranya Bosnia, Bulgaria, Makedonia, Serbia,
dan Mentenegro-- Rusia mengkampanyekan propaganda melalui stasiun
televisi RT mengenai kebobrokan Uni Eropa dan NATO.
Hasilnya terlihat di Serbia, di mana 67 persen warga negara-negara
itu lebih memilih bersekutu dengan Rusia dibanding Eropa ataupun NATO,
demikian laporan dari The Washington Post.
Selain itu, Rusia menjadi perhatian dunia karena diduga campur
tangan dalam pemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika
Serikat pada November tahun lalu.
Kremlin bantah dalangi kudeta, pembunuhan di Montenegro
Senin, 20 Februari 2017 23:16 WIB