Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar
bank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 19 poin menjadi
Rp13.357, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.338 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan
bahwa mata uang dolar AS cenderung menguat terhadap mayoritas mata uang
dunia menyusul komentar hawkish dari beberapa pejabat The Fed mengenai peluang kenaikan suku bunga acuan.
"Di saat investor menunggu pidato Presiden AS Donald Trump di depan
Kongres AS, spekulasi kenaikan suku bunga acuan AS pada Komite Pasar
Terbuka Federal (FOMC) Maret ini justru meningkat, situasi itu membuat
dolar AS terapresiasi," katanya.
Ia menambahkan bahwa penguatan dolar AS bisa semakin intensif jika
pidato Trump memberikan rincian kebijakan mengenai belanja infrastruktur
yang besar serta pemangkasan tingkat pajak yang agresif.
Di tengah sentimen eksternal yang cukup mendukung dolar AS, lanjut
dia, dijadikan alasan oleh sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri
untuk melepas aset berdenominasi rupiah. Di sisi lain, indeks manufaktur
Indonesia Februari 2017 yang kembali turun di bawah 50, menambah
sentimen negatif.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa
menjelang rilis data ekonomi yang sedianya akan dirilis oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), pelaku pasar juga cenderung menahan diri melakukan
transaksi.
"Sikap pelaku pasar tidak terlalu agresif menjelang rilis data
ekonomi domestik. Diperkirakan data inflasi tetap stabil sehingga tidak
akan sampai menekan rupiah lebih dalam," katanya.
Rupiah Rabu pagi bergerak melemah
Rabu, 1 Maret 2017 11:14 WIB