Bogor (ANTARA GORONTALO) - Kementerian Pertanian berupaya untuk meningkatkan
produksi pertanian dengan mengoptimalkan indek pertanaman (IP) menjadi
tiga kali lipat khususnya di lahan persawahan dan tadah hujan seluas 4,0
juta hektare dengan membangun embung serta bangunan air lainnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ditemui usai rapat
implementasi embung dan bangunan air lainnya 2017 di Kampus Pertanian
Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis menyebutkan, saat ini
Kementerian Pertanian sudah memiliki peta jalan dalam meningkatkan
produksi pertanian terutama di musim kemarau.
"Tahun ini kita prioritas untuk 4,0 juta hektare lahan sawah IP 100
dan tadah hujan, kita punya program yang lebih besar lagi, kita rancang,
yang jelas sudah ada peta jalan bagaimana pembangunan di lahan yang
tidak teraliri air karena kemarau," katanya.
Kementerian Pertanian bekolaborasi dengan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mewujudkan target tersebut
dengan membangun embung serta bangunan air lainnya.
Menurut Amran, pembangunan embung dapat meningkatkan IP lahan sawah
dari IP 100 menjadi IP 200 dan IP 300 atau tiga kali tanam. Selain itu,
juga bermanfaat untuk sektor lain seperti perikanan, peternakan dan juga
perkebunan.
Ia mengatakan, setelah embung dibangun, akan dilanjutkan dengan
pembangunan dam parit. Keberadaannya dapat dimanfaatkan oleh petani dan
masyarakat desa untuk pengembangan sektor lainnya seperti budidaya ikan,
perkebunan melalui budidaya sayuran, serta kolam pemancingan, dan
ternak kambing, bebek maupun domba.
"Artinya dari embung ada perikanan, ada keong, itik dan ayam dan
ikan berkembang disana. Otomatis petani dapat meningkatkan pendapatnya.
Ini menjadi solusi jangka panjang, dan Kementerian Desa siapkan 30 ribu
embung, Kementerian PU membangun dam parit yang kecil-kecil, nanti ikan
dapat berkembang biak disana," katanya.
Amran menyebutkan, 30 ribu embung akan dibangun secara bertahap.
Target tahun ini 11 ribu embung selesai dibangunan, dan sisanya akan
dilanjutkan pada tahun kedua dan ketiga.
Dengan adanya embung, lanjut Amran, tidak ada lagi lahan pertanian
yang tidur karena tidak bisa produksi akibat kekeringan. Melalui embung
dan saluran irigasi, petani dapat berproduksi selama satu tahun tanpa
terhalau musim hujan maupun kemarau.
Tapi, Amran juga memberikan catatan agar pembangunan embung di
pedesaan disesuaikan pula dengan topografi dan ekologi lahan pedesaan
agar pembangunannya tidak menimbulkan persoalan lain.
Berdasarkan data dari Balitbang Pertanian, sebaran 4,0 juta hektare
lahan sawah tanah hujan dan lahan kering IP 100 berada di sekitar sungai
diantaranya di Provinsi Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, Sumatera,
Jawa, dan Bali plus Nusantenggara.
Investasi pembangunan embung dan bangunan air lainnya menelan biaya
Rp22,6 triliun, dikerjakan dengan pola padat akrya dan mekanik serta
multiyears. Targetnya, manfaat IP naik 0,5, produksi 10 juta ton gabah
kering giling (GKG) atau setara dengan Rp40 triliun. Juga berdampak pada
pengembangan produksi ikan sebesar 0,98 juta ton atau setara dengan
Rp17,4 triliun.
Potensi pendapatn juga diperoleh dari budidaya itik, ayam, kambing
dan sektor perkebunan. Mampu menyerap delapan juta tenaga kerja, membuka
20 ribu lapangan usaha dan mengurangi kemiskinan desa 250 ribu orang.
Kementan benahi produksi 4 juta lahan pertanian
Jumat, 7 April 2017 8:28 WIB