Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo
berpendapat insiden teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu
(23/5) lalu, tidak akan menurunkan kepercayaan investor asing dan tidak
mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.
Menurut Agus di Jakarta, Jumat, investor dan berbagai pemangku
kepentingan sudah dapat memahami kondisi sebenarnya mengenai fundamental
ekonomi Indonesia yang terus membaik, meskipun ada gangguan keamanan
atau politik.
"Kami lihat currency (nilai tukar) stabil. Di Indonesia, aspek ekonomi sudah bisa dipisahkan dengan aspek politik," ujar Agus.
Meskipun demikian, ia mengharapkan kondisi keamanan dapat segera pulih
pasca-insiden bom bunuh diri pada Rabu lalu, terlebih umat muslim akan
memasuki bulan Ramadan.
Pada Jumat siang, menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar
(Jisdor), nilai tukar rupiah berada di Rp12.295 per dolar AS.
Di pasar antarbank di Jakarta Jumat pagi, rupiah sempat bergerak melemah
12 poin menjadi Rp13.293, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.281
per dolar AS.
Namun, menurut Analis Binaartha Sekuritas Reza
Priyambada, laju mata uang rupiah tertahan lebih karena faktor dinamikan
harga minyak mentah dunia.
"Harga minyak mentah dunia mempengaruhi mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah," kata Reza.
Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia
(BEI) Jumat, menguat sebesar 9,92 poin seiring dengan pelaku pasar yang
mulai melakukan aksi beli.
IHSG BEI dibuka naik 9,92 poin atau 0,17 persen menjadi
5.713,35 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45
bergerak menguat 2,49 poin (0,26 persen) menjadi 955,73 poin.
BI berpendapat bom Kampung Melayu tidak ganggu stabilitas rupiah
Jumat, 26 Mei 2017 15:42 WIB