Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pengelolaan keuangan Polri tahun 2016 memperoleh
predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).
"Bahwa di 2016 pun, Polri mendapatkan predikat WTP. Ini sangat
bermanfaat bagi kami, artinya Polri dianggap mampu mengelola uang negara
yang diamanatkan kepada kami," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian
di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Penghargaan ini melanjutkan prestasi Polri yang tiga tahun sebelumnya selalu mendapatkan predikat WTP dari BPK.
Kapolri mengatakan bahwa selama tahun 2016, Polri mendapatkan
anggaran Rp73 triliun. Pengelolaan anggaran itu diserahkan kepada lebih
dari 1.300 satuan kerja.
"Di Polri, anggaran sebanyak Rp73 triliun itu, sudah terjadi
desentralisasi pengelolaan keuangan. Jadi diserahkan kepada lebih dari
1.300 satker," katanya.
Menurut dia, sistem desentralisasi ini memudahkan Polri untuk mempertanggungjawabkan anggaran tersebut.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu berharap prestasi ini dapat
meningkatkan kepercayaan Pemerintah terhadap institusi Polri dan bisa
meningkatkan alokasi anggaran bagi Polri di masa datang.
"Otomatis nanti Pemerintah, Presiden, Menkeu percaya bahwa Polri
bisa mengelola anggaran sehingga kami harapkan kedepan kami bisa
mendapatkan reward dalam bentuk tunjangan kinerja yang lebih baik,
anggaran yang lebih baik untuk perbaikan keuangan," katanya.
Sementara Anggota I BPK Agung Firman Sampurna mengapresiasi
pengelolaan keuangan Polri yang kini dilakukan secara desentralisasi.
"Dulu Polri menggunakan sistem otorisasi internal, jadi seluruhnya
terpusatkan. Sekarang sudah didesentralisasikan kepada satker-satker
yang ada," kata Agung.
Menurut dia, dengan desentralisasi pengelolaan keuangan, pelaksanaan
penggunaan anggaran maupun pengawasannya bisa lebih baik.
"Dalam proses tata kelola keuangan menjadi lebih baik," katanya.
Polri peroleh predikat WTP dari BPK
Senin, 5 Juni 2017 22:29 WIB