Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menggelar
apel konsolidasi terakhir jelang diberlakukannya "Operasi Ramadniya
2017" di seluruh Indonesia.
"Ini adalah apel gelar pasukan Ops Ramadniya yang merupakan operasi
terpusat 2017. Ini operasi kemanusiaan dalam rangka pengamanan Idul
Fitri sekaligus antisipasi di Bulan Ramadhan ini. Apel ini merupakan
konsolidasi formal bagi kita semua meski sejumlah operasi pendahuluan
sudah dilakukan," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di lapangan
Monumen Nasional, Jakarta, Senin.
Dalam apel tersebut, Tito menekankan tiga hal permintaan Presiden
Joko Widodo yang menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan Operasi
Ramadniya 2017.
"Pertama, masalah stabilitas harga pangan. Beliau ingin agar tidak
terjadi kenaikan harga pangan dan Polri diminta membantu Kementerian dan
Lembaga menjaga stabilitas harga," ucapnya.
Kedua, Presiden Jokowi meminta Polri dan TNI menjamin keamanan dan
kenyamanan masyarakat selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
1438 Hijriah.
"Kami diminta untuk mengamankan masyarakat dari kejahatan
konvensional, copet, jambret, penodongan serta ancaman terorisme,"
ujarnya.
Ketiga, antisipasi arus mudik dan arus balik untuk menghindari
peristiwa penumpukan pemudik di pintu keluar tol Brebes Timur.
Kapolri menjelaskan pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk menindaklanjuti permintaan Presiden Jokowi tersebut.
"Kami sudah bentuk Satgas Pangan bersama Kementerian lembaga untuk
menjaga stabilitas harga pangan. Kementerian lembaga yang digandeng
diantanaya Kementan, Kemenperin, Kemendag, Bulog, KPPU," tuturnya.
Pihaknya pun mengapresiasi hasil kerja Satgas Pangan yang mampu
menstabilkan harga sembako. "Alhamdulillah, stabilitas harga sembako
relatif stabil, pasokan dipastikan cukup. Selama tiga pekan bekerja,
Satgas Pangan sudah menindak lebih dari 70 kasus," katanya.
Kendati demikian rantai distribusi sembako masih cukup rawan sehingga Satgas Pangan tetap perlu mengawasi.
Sementara terkait antisipasi ancaman terorisme, pihaknya telah
memerintahkan Densus 88 untuk melakukan deteksi dini dan proaktif dalam
mencegah tindak terorisme.
"Yang kasus bom Kampung Melayu, Polri menangkap 36 orang, baik yang
terkait di kasus Kampung Melayu dan ada beberapa yang memiliki rencana
teror di Jambi. Mereka fasilitasi keberangkatan teroris ke Marawi. Ada
juga penangkapan di Kendal, Jateng, di Sulawesi. Saya minta jajaran
terus bekerja, enggak boleh sampai ada celah mereka untuk beraksi,"
paparnya.
Sementara untuk mengantisipasi kasus kejahatan konvensional, aparat
bekerja sama dengan warga untuk menjaga rumah-rumah kosong yang
ditinggalkan pemudik.
Selain itu Polres dan Polsek juga menerima penitipan kendaraan roda
dua dan kendaraan roda empat yang ditinggalkan pemudik selama pulang
kampung.
"Kejahatan yang rawan terjadi di stasiun, terminal, bandara agar
dibersihkan sehingga masyarakat nyaman ketika mudik. Kita harus menjamin
keamanan dan kenyamanan masyarakat selama mudik," katanya.
Sementara kepadatan arus kendaraan di Brebes Timur dalam arus mudik
2017 diperkirakan akan berkurang. Hal ini karena tol Pejagan Pemalang
hingga Gringsing sudah bisa dilalui pemudik berkendaraan kecil.
"Dibangunnya 110 kilometer jalur tol dari Brebes Timur sampai
Gringsing, akan mengurangi kepadatan jumlah kendaraan, sehingga tidak
akan terjadi lagi peristiwa Brexit seperti tahun lalu," ujarnya,
berharap.
Sedangkan kendaraan besar akan diarahkan untuk keluar di Brebes Barat Dan Palimanan.
Sementara kendaraan yang keluar dari pintu tol Brebes Timur dan
menuju Jalur Selatan yang pada Lebaran 2016 terhambat lima perlintasan
kereta api dan sejumlah pasar tumpah, kini diperkirakan akan lebih baik
karena empat flyover sudah dibangun.
"Pintu tol Brebes Timur masalahnya jadi titik keluar arus ke
selatan, yakni Cilacap, Purwokerto, Banyumas. Ini terhambat adanya lima
lintasan kereta yang tiap delapan menit ditutup sehingga menimbulkan
kemacetan luar biasa. Kementerian PU Pera sudah bangun empat fly over
kereta. Hanya satu yang belum dibangun. Jadi hambatan satu lintasan
kereta masih jauh lebih baik dari pada lima lintasan kereta," katanya.
Ia menambahkan, penumpukan jumlah kendaraan di Brebes Timur
diprediksi akan terjadi karena antrean kendaraan menuju Tol
Pejagan-Pemalang. "Penumpukan volume kendaraan pada mudik tahun ini di
Brebes Timur karena ada kemacetan menuju tol baru," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi hal ini, akan ada beberapa posko-posko terpadu.
"Di posko ini, semua yang dibutuhkan pemudik ada. Pertamina
menyiapkan tangki minyak eceran, ada montir, petugas kesehatan sehingga
diharapkan pemudik bisa nyaman selama di jalan," demikian Tito.
Kapolri gelar apel konsolidasi Operasi Ramadniya 2017
Senin, 19 Juni 2017 23:11 WIB