"Sampai hari ini informasi dari KPK untuk keberangkatan ke Singapura, mendampingi di Singapura, belum kami terima," kata Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Dia bilang, mungkin dalam beberapa hari ke
depan dalam minggu ini mereka akan melakukan pembicaraan dengan
komisoner KPK untuk membahas langkah-langkah ini.
Kata
dia, baik pemeriksaan untuk mendengar keterangan Baswedan secara detil
di Singapura, maupun tim penyelidik dari KPK yang bergabung dengan
Kepolisian Indonesia untuk memverifikasi teknis hal-hal yang sudah
dikerjakan oleh polisi.
Karnavian menyampaikan hal itu seusai menemui Presiden Joko Widodo untuk menunjukkan sketsa wajah penyerang Novel Baswedan, yaitu pria dengan ciri-ciri tinggi badan sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut kriting, dan badan cukup ramping.
"Maupun untuk melakukan langkah-langkah bersama ke depan dalam rangka mengungkap kasus ini. Jadi namanya tim gabungan Polri-KPK. sehingga informasi yang kita dapatkan informasi yang objektif," kata dia.
Menurut Karnavian, tim KPK-Kepolisian Indonesia itu adalah tim gabungan yang punya kekuatan hukum yaitu pro justicia dan bukan tim pencari fakta.
"Kalau tim pencari fakta itu khan tidak pro justicia, artinya hasilnya tidak dapat hasilnya langsung diajukan sebagai penyidikan untuk barang bukti," kata dia.
Sehingga menurut dia, tim gabungan KPK-Kepolisian Indonesia itu bekerja lebih mendalam dibandingkan tim pencari fakta yang sebelumnya diusulkan Baswedan, yang latar belakangnya juga perwira menengah reserse polisi.
"Investigasi itu lebih mendalam lagi, masuk sampai data mentah, istilahnya bukan data supervisial, termasuk langkah-langkah investigasi termasuk melakukan analisis IT dan seterusnya," kata Karnavian.
Karnavian menyampaikan hal itu seusai menemui Presiden Joko Widodo untuk menunjukkan sketsa wajah penyerang Novel Baswedan, yaitu pria dengan ciri-ciri tinggi badan sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut kriting, dan badan cukup ramping.
"Maupun untuk melakukan langkah-langkah bersama ke depan dalam rangka mengungkap kasus ini. Jadi namanya tim gabungan Polri-KPK. sehingga informasi yang kita dapatkan informasi yang objektif," kata dia.
Menurut Karnavian, tim KPK-Kepolisian Indonesia itu adalah tim gabungan yang punya kekuatan hukum yaitu pro justicia dan bukan tim pencari fakta.
"Kalau tim pencari fakta itu khan tidak pro justicia, artinya hasilnya tidak dapat hasilnya langsung diajukan sebagai penyidikan untuk barang bukti," kata dia.
Sehingga menurut dia, tim gabungan KPK-Kepolisian Indonesia itu bekerja lebih mendalam dibandingkan tim pencari fakta yang sebelumnya diusulkan Baswedan, yang latar belakangnya juga perwira menengah reserse polisi.
"Investigasi itu lebih mendalam lagi, masuk sampai data mentah, istilahnya bukan data supervisial, termasuk langkah-langkah investigasi termasuk melakukan analisis IT dan seterusnya," kata Karnavian.
"Selama
ini saya kira tim Polri sudah bekerja. Kalau mungkin dianggap kurang
kredibel saya kira tim dari KPK sangat dipercaya publik dan kredibel.
Oleh karena itulah kami pikir kenapa tidak digabungkan antara Polri dan
KPK supaya bergerak bersama-sama, baiknya kita percaya kedua lembaga ini
baik Polri maupun KPK," jelas dia.
Dia juga menegaskan, polisi sudah cek silang terhadap bukti-bukti yang dikumpulkan tim itu.
"Kami bisa melakukan cross check. Saya juga mantan penyidik, otomatis yang dikerjakan penyidik akan dicek lagi oleh tim yang lain pada saat paparan kami tahu ini detail atau tidak," kata dia.
Dia juga menegaskan, polisi sudah cek silang terhadap bukti-bukti yang dikumpulkan tim itu.
"Kami bisa melakukan cross check. Saya juga mantan penyidik, otomatis yang dikerjakan penyidik akan dicek lagi oleh tim yang lain pada saat paparan kami tahu ini detail atau tidak," kata dia.
Yang termasuk dalam informasi yang dicek ulang itu, menurut dia, juga menyangkut keberadaan seorang perwira tinggi polisi yang diduga Baswedan ikut terlibat dalam penyerangannya itu.