Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, fokus mendongkrak kinerja industri dalam negeri agar dapat tumbuh positif sepanjang tahun 2017.
Apalagi, kontribusi sektor manufaktur terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan II tahun 2017 sebesar 17,94 persen atau tertinggi dibandingkan sektor lainnya.
“Mengingat pentingnya peran sektor industri dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, maka perlu kebijakan yang mendukung untuk mengakselerasi pertumbuhannya,†ujarnya.
Langkah strategis yang diperlukan industri saat ini, antara lain jaminan ketersediaan bahan baku serta harga energi yang kompetitif seperti gas dan listrik, serta kelancaran arus logistik.
Optimisme peningkatan kinerja industri nasional, dipacu dengan beberapa sektor yang memperoleh pertumbuhan industri di atas tujuh persen, yaitu industri logam dasar sebesar 7,5 persen, industri kimia farmasi dan obat tradisional sebesar 7,38 persen, serta industri makanan dan minuman sebesar 7,19 persen.
Selanjutnya, dari sisi ekspor, kontribusi dari industri manufaktur pada triwulan II/2017 menunjukkan kinerja yang cukup baik yaitu sekitar 59,7 miliar dollar AS atau meningkat 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar 54,3 miliar dollar AS.
Bahkan, merujuk data Nikkei Purchasing Manager Index (PMI), rata-rata PMI pada kuartal I/2017 adalah sebesar 50,06, sedangkan pada kuartal II-2017 meningkat menjadi 50,4. Indeks di atas 50 ini menunjukkan rentang ekspansi, yang artinya kinerja manufaktur secara rata-rata lebih baik.
Sementara itu, berdasarkan data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dalam penilaian nilai tambah manufaktur, juga mencatatkan Indonesia berhasil masuk peringkat 10 besar dunia, melewati capaian Meksiko dan Spanyol, bahkan di atas Inggris dan Rusia. Tahun ini, Indonesia diproyeksi menduduki posisi ke-9 di dunia.
“Momentum beberapa capaian tersebut harus terus dijaga dengan baik. Untuk itu diperlukan langkah sinergi dengan stakeholders untuk mewujudkan kinerja industri nasional tetap dapat tumbuh dan meningkat di periode berikutnya,†kata dia.
Kebijakan prioritas yang tengah dijalankan Kemenperin saat ini adalah pengembangan industri berbasis sumber daya alam melalui hilirisasi, meningkatkan daya saing dan produktivitas industri padat karya berorientasi ekspor, serta memacu kompetensi SDM industri.