Depok (ANTARA GORONTALO) - Peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia (FEB UI) Rizal E. Halim menilai Top-up fee (biaya
isi ulang) seharusnya perbankan melakukan efisien.
"Top-up fee, perbankan harus bisa lebih efisien," kata Rizal di Depok, Kamis.
Ia mengatakan gerakan nasional non tunai akan membantu produktivitas
ekonomi secara nasional. Kata kunci produktivitas itu adalah efisiensi
(bukan sebaliknya).
"Pembebanan fee top up dengan argumentasi biaya investasi perlu di
clear-kan, karena ada banyak infrastruktur sistem yang bisa dimanfaatkan
seperti Near Field Communication (NFC)," katanya.
Menurut dia pembebanan top up fee tidak perlu jika mengisi di
penerbit kartu ( on us) berapapun besarannya. Untuk top up fee melalui
pihak ketiga atau mitra (off us) maksimal Rp1.500 per transaksi.
"Untuk off us akan terbuka persaingan yang sehat untuk mitra-mitra yang bisa lebih efisien," ujarnya.
Dikatakannya gerakan non tunai untuk e-toll bisa saja disinkronisasi
dengan kartu debit atau e-money lainnya. Jangan sampai semua bidang
transaksi ada kartunya.
Untuk itu bisa dibayangin kita punya kartu begitu banyak sehingga
menjadi tidak efisien. Perbankan harus bisa lebih kreatif dan efisien,
jangan terlalu manja.
"Mari kita berfikir lebih obyektif untuk Indonesia yang lebih baik,"
kata Rizal yang juga anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional
(BPKN).
Sebelumnya Bank Indonesia resmi menetapkan tarif maksimum pengisian
saldo uang elektronik dengan cara "off us" atau lintas kanal pembayaran
sebesar Rp1500, sedangkan cara "on us" atau satu kanal, diatur dengan
dua ketentuan yakni gratis dan bertarif maksimum Rp750.
Cara "off us" adalah pengisian ulang yang dilakukan melalui kanal
pembayaran milik penerbit kartu yang berbeda, atau melalui mitra seperti
melalui pasar swalayan dan pedagang ritel lainnya. Sedangkan cara "on
us" adalah pengisian ulang yang dilakukan melalui kanal pembayaran milik
penerbit kartu.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman, di Jakarta,
Kamis, menjelaskan penetapan batas maksimum biaya isi saldo "off us"
uang elektronik sebesar Rp1.500 untuk menata struktur harga yang saat
ini bervariasi.
"Untuk itu, penerbit yang saat ini telah menetapkan tarif di atas
batas maksimum tersebut wajib melakukan penyesuaian," ujar Agusman.
Peneliti UI : "top-up fee" perbankan harus efisien
Jumat, 22 September 2017 9:19 WIB