Jakata (ANTARA GORONTALO) - Selama kurang lebih seminggu, perwakilan
negara-negara penghasil kelapa dunia dan para pengelola sumberdaya
genetik tanaman internasional bertemu di Fiji, salah satu negara di
Pasifik.
Indonesia diwakili Dr. Ismail Maskromo, Kepala Balai
Penelitian Palma, Balitbangtan, dan Dr. Jelfina C Alouw dari
Puslitbang Perkebunan Balitbangtan, Kementerian Pertanian.
Pertemuan
bertajuk 18th COGENT Steering Committee Meeting tersebut diadakan di
Hotel Tanoa Internasional yang terletak di dekat bandara kota Nadi,
Fiji, pada tanggal 31 Oktober – 04 November 2017.
Tujuan
pertemuan adalah untuk memperkuat kerjasama internasional terkait
konservasi dan pemanfaatan plasma nutfah kelapa dalam mendukung
peningkatan produksi dan pendapatan stakeholder kelapa di negara-negara
berkembang.
Pelaksananya adalah organisasi kelapa COGENT didukung oleh APCC dan Bioversity International.
COGENT
(The International Coconut Resources Network) adalah organisasi
internasional yang mengurusi kerjasama pengelolaan plasma nutfah
kelapa, APCC (Asia and Pacific Coconut Community) yang mengelola
informasi pasar dan kerjasama antar negara-negara produsen kelapa dunia,
sedangkan Bioversity International bertanggungjawab atas pengelolaan
sumber daya genetik tumbuhan dan tanaman.
COGENT saat ini berkantor di Bogor sedangkan APCC berkantor di Jakarta dan Bioversity International di Italia.
Pertemuan
diawali dengan penyampaian laporan status pengelolaan plasma nutfah
kelapa dari 5 wilayah ICG (The International Coconut Genebank) yaitu
ICC-SAME (South Asia and Middle East) yang berpusat di India, ICG-LAC
(Latin America and Caribbean) di Brasil, ICG-AIO Africa and Indian
Ocean di Cote d’Ivoire, ICG-SP (South Pacific) di Papua New Guinea dan
ICG SEA (South East and East Asia) yang berpusat di Indonesia. ICG
-SEA beranggotakan 7 negara yaitu, Indonesia, Filipina, Thailand,
Malaysia, Myanmar, Vietnam dan China.
Sebanyak 93 aksesi plasma
nutfah kelapa saat ini dikoleksi di 5 kebun percobaan Balitbangtan di
Manado pada lahan seluas kurang lebih 120 ha.
Sebagian di
antaranya telah dimanfaatkan untuk merakit kelapa unggul dan menjadi
sumber benih bina untuk pembangunan kebun induk benih di seluruh
Indonesia.
Beberapa di antaranya koleksi kelapa eksotik seperti kelapa kopyor, kelapa pandan wangi dan kelapa Bido Morotai.
Topik
utama yang dibicarakan dalam pertemuan Cogent Meeting tersebut adalah
‘Global Strategy for the conservation and use of coconut genetic
resources’ yang meliputi program tukar menukar plasmanutfah dan
kerjasama penelitian dan pengembangan kelapa antar negara anggota
Cogent.
Beberapa topik menarik juga dibahas yaitu program
pengelolaan database plasma nutfah kelapa oleh Dr. Roland Boudeux,
kemajuan pemetaan genom dan prospeknya mendukung pemuliaan kelapa oleh
Luc Baudouin, pengelolaan produksi dan pengawasan kualitas benih
kelapa hibrida berbasis komputer oleh Dr. Ram Mohan dari Coconut Hybrid
Centre Umapathy, India, progres pengembangan protokol cryopreservation
untuk penyimpanan plasmanutfah kelapa jangka panjang dan perbanyakan
benih kelapa secara in vitro oleh Dr. Carlos Oropeza dari CICY Mexico.
Hadir
juga sebagai narasumber peneliti senior Filipina Dr. Pons Batugal,
mantan koordinator Cogent tahun 1996 -2005 dan Dr. Lalith Perera,
peneliti senior dari India yang bertindak sebagai ketua Steering
Committee pada Cogent Meeting yang dilakukan dua tahun sekali ini.
Dalam
pertemuan ini telah diputuskan juga APCC, sebagai organisasi mitra
COGENT selain CIRAD, CGIAR dan Bioversity International dalam
pelaksanaan program-program ke depan.
Telah dipilih juga
koordinator baru COGENT yaitu Dr. James Kaiulo dari Papua New Guinea
menggantikan Dr. A Alexia Prades dari CIRAD.
Semoga
program-program dan keberadaan COGENT dan APCC yang berkantor di
Indonesia akan dapat memberikan nilai tambah lebih bagi perkelapaan ke
depan (IM).
Peran Indonesia jaga 93 aksesi kelapa dunia
Minggu, 5 November 2017 22:19 WIB