Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Institute for Development of Economics and
Finance (INDEF) menilai upaya pemerintah untuk menggenjot pembangunan
infrastruktur dalam tiga tahun terakhir belum menunjukkan perkembangan
dan memberikan dampak yang signifikan.
Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati di Jakarta, Rabu
mengatakan, pembangunan fisik infrastruktur sendiri nyatanya masih belum
menunjukkan progres yang berarti.
Dari total 247 proyek strategis nasional, sampai 2017 hanya sembilan
persen atau 22 proyek yang dinyatakan selesai, tambahnya, sedangkan
yang masih dalam tahap perencanaan atau persiapan mencapai angka 36
persen atau 88 proyek.
"Artinya selama ini proyek infrastruktur dapat dikatakan mengalami
stagnansi," ujar Enny saat menjadi pembicara dalam seminar nasional
"Stabilitas Tanpa Akselerasi".
Selain itu, lanjutnya, indikasi anomali dari pembangunan proyek
infrastruktur yaitu penyerapan tenaga kerja dan upah buruh bangunan yang
menurun. Dengan semakin meningkatnya infrastruktur, idealnya penyerapan
tenaga kerja harusnya juga ikut naik.
Ia menuturkan, memang dampak infrastruktur baru bisa sepenuhnya
dirasakan pada jangka panjang, namun seharusnya dalam jangka pendek
manfaat tersebut sudah mulai terlihat seperti meningkatnya penyerapan
tenaga kerja terutama tenaga kerja sektor konstruksi.
"Memang ada time-lag, pembangunan infrastruktur tidak serta merta
hasilnya dapat dinikmati dalam jangka waktu dekat, tapi minimal ada
akselerasinya," kata Enny.
Penyerapan tenaga kerja di sektor industri pada 2015 mencapai 7,72
juta jiwa atau sekitar 6,39 persen. Pada 2016, sektor konstruksi
mencatatkan angka penyerapan tenaga kerja 7,71 juta orang atau turun
0,01 juta jiwa.
Pada 2017 menyerap 7,16 juta orang. Artinya, dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir tenaga kerja di sektor ini justru menyusut sekitar 0,56
juta orang.
Begitu pula dengan upah riil buruh bangunan yang nyatanya menurun.
Upah riil adalah upah nominal dikurangi dengan tingkat inflasi. Pada
September 2015, upah riil harian buruh bangunan mencapai Rp66.158, lalu
pada dua tahun berikutnya turun menjadi Rp65.768 pada 2016 dan Rp64.867
pada 2017.
INDEF: pembangunan infrastruktur belum berdampak signifikan
Rabu, 29 November 2017 17:44 WIB