Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta pada Jumat sore menguat lima poin ke posisi Rp11.563 per dolar
AS jika dibandingkan dengan posisi terakhir kemarin, Rp11.568 per dolar
AS.
Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan
penguatan rupiah terhadap dolar AS cenderung terbatas karena investor
masih khawatir The Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih cepat dari
seharusnya.
"Menurunnya data klaim pengangguran serta inflasi AS yang
diperkirakan sesuai dengan target dapat mendorong the Fed menaikan suku
bunga lebih cepat," katanya.
Selain itu, ia menjelaskan, membaiknya data ekonomi Amerika Serikat
yang lain, seperti peningkatan pesanan barang tahan lama, memberikan
sinyal bahwa sektor manufaktur negeri itu membaik.
Di sisi lain, lanjut dia, rupiah juga masih terbebani oleh
perkembangan geopolitik di Ukraina yang dapat mempengaruhi harga minyak
dan gas serta mengganggu perbaikan ekonomi global.
Sementara Analis pasar uang dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman
Leong, menilai pergerakan rupiah masih stabil di tengah minimnya
sentimen baru di dalam negeri.
Menurut dia, setelah euforia pemilihan presiden mereda pergerakan
rupiah kembali mengikuti sentimen global dan fundamental ekonomi
domestik.
"Sentimen global masih berpihak ke dolar AS, sementara sentimen domestik masih wait and see terkait laju ekonomi Indonesia kuartal II 2014," katanya.
Sementara itu pada kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini (25/7)
tercatat nilai rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.591 per dolar AS
dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.531 per dolar AS.
Rupiah menguat ke posisi Rp11.563 per dolar
Jumat, 25 Juli 2014 19:46 WIB