Kota Gaza, (ANTARA/AFP) - Organisasi Pembebasan Palestina menyatakan siap untuk gencatan senjata Gaza karena konflik 22 hari yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah tersebut.
Namun pemerintah Israel tetap diam terhadap masalah ini sambil terus melakukan pemboman, meningkatkan jumlah kematian setelah lebih dari tiga pekan meluncurkan serangan militer terhadap gerilyawan yang menembakkan roket.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meminta bantuan terbaru dari Amerika dalam mencoba untuk menengahi gencatan senjata.
"Tadi malam kami berbicara, dan perdana menteri berbicara kepada saya tentang gagasan dan kemungkinan satu gencatan senjata. Dia ajukan itu kepada saya, karena ia telah konsisten," kata Kerry.
Diplomat tertinggi AS itu menambahkan bahwa Netanyahu telah mengatakan ia "akan menyetujui gencatan senjata yang memungkinkan Israel untuk melindungi diri terhadap terowongan (pejuang Palestina) dan jelas tidak dirugikan oleh pengorbanan besar yang telah mereka buat sejauh ini."
Tidak ada komentar dari pemerintah Israel.
Sekjen PLO Yasser Abed Rabbo mengatakan setelah berkonsultasi dengan Hamas dan Jihad Islam, dua kelompok militan utama di Gaza, bahwa ada "keinginan untuk gencatan senjata dan gencatan senjata kemanusiaan selama 24 jam".
Satu delegasi gabungan yang dipimpin oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas akan melakukan perjalanan ke Kairo untuk mengambil langkah-langkah berikutnya.
"Ini adalah bukti bahwa kita memiliki sikap Palestina bersatu," kata Abed Rabbo. "Delegasi itu akan menuju ke Kairo di bawah payung PLO diwakili oleh presiden Mahmud Abbas."
Hamas mengatakan, sejauh ini belum sepakat dengan gencatan senjata baru dan sedang menunggu Israel untuk menunjukkan tangannya terlebih dahulu.
"Ketika kita memiliki komitmen Israel ... pada gencatan senjata kemanusiaan, kita akan melihat ke dalamnya, tetapi kami tidak pernah akan mendeklarasikan gencatan senjata dari pihak kami sementara tentara pendudukan terus membunuhi anak-anak kita," kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zukhri di Facebook.
Mohammed Deif, kepala sayap militer gerakan itu, menggemakan sikapnya.
"Tidak ada gencatan senjata tanpa berhenti agresi dan akhir dari pengepungan," katanya dalam pernyataan yang disiarkan di radio dan televisi Hamas.
Serangkaian gencatan senjata dalam beberapa hari terakhir telah gagal, karena kedua pihak tampak lebih bertekad untuk melakukan pertempuran.
Serangan-serangan Israel, yang dimulai pada 8 Juli, telah menewaskan lebih dari 1.200 warga Palestina, kebanyakan warga sipil menurut PBB, dan melukai lebih dari 7.000 lainnya.
Lima puluh enam nyawa melayang di sisi Israel, semua tentara kecuali tiga dari mereka.
Korban Tewas Gaza Lampaui 1.200 Orang
Rabu, 30 Juli 2014 9:23 WIB