Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di
Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah tipis sebesar lima poin menjadi
Rp13.325, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.320 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta,
Kamis mengatakan bahwa mata uang dolar AS bergerak menguat di tengah
kehati-hatian pelaku pasar menjelang pertemuan antara Presiden AS dan
Presiden Tiongkok.
"Situasi itu, membuat permintaan terhadap aset mata uang yang masuk
kategori safe haven seperti dolar AS mengalami apresiasi, katanya.
Menurut dia, kenaikan dolar AS berpeluang berlanjut jika data klaim
tunjangan pengangguran Amerika Serikat yang akan dirilis lebih baik
dari perkiraan. Pemerintah AS akan merilis data tingkat klaim
pengangguran yang diprediksi menurun.
"Penurunan jumlah tingkat pengangguran akan menjadi sinyal positif
bagi dolar AS karena akan menguatkan ekspektasi kenaikan suku bunga The
Fed, katanya.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk
Rully Nova mengatakan bahwa fluktuasi mata uang rupiah relatif masih
stabil mengingat fundamental ekonomi nasional yang kuat.
Menurut dia, sentimen perbaikan peringkat dari lembaga pemeringkat
Rating and Investment Information, Inc. (R&I) menjadi salah satu
faktor yang nenjaga fluktuasi rupiah .
Rating and Investment Information, Inc memperbaiki Outlook
Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive,
serta mengafirmasi rating pada BBB- (investment grade) pada 5 April
2017.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini
mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.327
dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 5/4) Rp13.329 per dolar AS.
Rupiah Kamis sore bergerak melemah ke Rp13.325
Kamis, 6 April 2017 22:49 WIB