Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo masih
meyakini pertumbuhan kredit tahun ini bisa sesuai target sebesar 10-12
persen (year on year/yoy) kendati hingga Juni 2017 pertumbuhan kredit
terus melambat dan masih berkutat di satu digit.
Menurut Agus di Jakarta, Jumat, perbaikan harga komoditas dan pulihnya
permintaan kredit dari korporasi di semester kedua tahun ini, akan
mendongkrak penyaluran kredit perbankan.
"Kalau lihat setahun kami perkirakan harga komoditas andalan Indonesia
akan membaik, maka dalam banyak hal akan membantu ekonomi Indonesia,"
ujar dia.
Agus mengatakan korporasi juga sedang menyelesaikan konsolidasi
internalnya untuk dapat memacu bisnis. Di triwulan II 2017, kata Agus,
banyak korporasi yang lebih memilih efisiensi, sebelum gencar untuk
ekspansi dengan mengajukan kredit ke perbankan.
"Kalau lihat laporan keuangan mereka sudah dapet keuntungan, tapi lebih karena mereka efisiensi," ujar dia.
Di sisi lain, kata Agus, perbankan juga terlihat enggan terlalu gencar
menyalurkan kredit. Pasalnya perbankan ingin menjaga rasio kredit
bermasalah (NPL) agar tidak memburuk. Perbankan juga menunggu kebijakan
Otoritas Jasa Keuangan terkait ketentuan relaksasi restrukturisasi
kredit yang akan habis masa berlakunya pada akhir Agustus 2017 ini.
"Perbankan sendiri sedang konsolidasi persiapkan kalau seandainya nanti
OJK misalnya tidak melanjutkan relaksasi yang diberikan sejak setahun
lalu," ujarnya.
Adapun hingga Juni 2017, pertumbuhan kredit secara tahunan hanya
sebesar 7,6 persen (yoy) atau lebih lambat dibanding Mei 2017 yang
sebesar 8,6 persen (yoy).
BI masih yakin kredit tumbuh 10-12 persen
Jumat, 4 Agustus 2017 19:13 WIB